Thursday, October 2, 2025
HomeBeritaANALISIS - Apakah pengepungan kota Gaza mengakhiri pertempuran?

ANALISIS – Apakah pengepungan kota Gaza mengakhiri pertempuran?

Pengepungan Kota Gaza oleh militer Israel tidak serta-merta berarti pertempuran telah berakhir.

Hal itu ditegaskan analis militer, Brigadir Jenderal (Purn) Elias Hanna, dalam ulasan yang disiarkan Al Jazeera, Rabu (2/10/2025).

Menurut Hanna, tayangan terbaru yang dirilis Brigade Al Qassam, sayap militer Hamas, memperlihatkan fakta bahwa perlawanan masih berlangsung di jantung kota.

Padahal, pasukan Israel sebelumnya telah mengumumkan keberhasilan mengepung Kota Gaza serta memutus akses Jalan Al-Rasyid di tepi pantai, jalur yang selama ini digunakan warga untuk mengungsi dari Gaza Utara menuju selatan.

“Gambar-gambar itu menegaskan bahwa perlawanan tetap bertahan sesuai kondisi lapangan. Mereka masih menggunakan berbagai sistem persenjataan, termasuk operasi penembak jitu, serangan terhadap kendaraan lapis baja, hingga mortir untuk menghantam pasukan Israel,” kata Hanna.

Sebelumnya pada hari yang sama, Menteri Pertahanan Israel, Israel Katz, menyatakan bahwa militer telah memperketat pengepungan setelah menguasai Poros Netzarim, jalur strategis yang memisahkan Gaza Utara dari wilayah selatan.

Katz menegaskan, siapa pun yang meninggalkan Kota Gaza ke arah selatan harus melalui pos-pos pemeriksaan militer.

Sementara mereka yang tetap tinggal di kota, menurut klaimnya, akan dianggap sebagai “teroris” maupun “pendukung terorisme”.

Hanna menilai, dari sisi Palestina, unsur-unsur dasar untuk melanjutkan perlawanan masih tersedia.

“Ada kemauan, ada para pejuang, ada perlindungan melalui jaringan terowongan, serta kemampuan bergerak. Persenjataan yang mereka gunakan juga relatif tidak mahal dari sisi logistik,” ujarnya.

Ia menjelaskan, strategi Kepala Staf Militer Israel, Eyal Zamir, pada dasarnya berfokus pada pengepungan penuh Kota Gaza, lalu merangsek ke wilayah tengah, dan memaksa warga sipil mengungsi ke daerah Al-Mawasi, dekat Khan Younis di selatan.

Setelah itu, barulah militer Israel bergerak maju dengan kecepatan lambat dan bertahap.

Namun, laporan media Israel yang mengutip sumber militer memperkirakan, perebutan penuh Kota Gaza bakal menimbulkan korban besar.

Setidaknya 100 tentara Israel diperkirakan tewas, sementara upaya “membersihkan” kota dari kelompok perlawanan dapat memakan waktu hingga setahun.

Pada 21 September lalu, militer Israel mengumumkan pendalaman operasi darat di Kota Gaza. Operasi itu merupakan bagian dari rencana pemerintah untuk secara bertahap menduduki seluruh Jalur Gaza.

Rencana dimulai sejak 11 Agustus, dengan serangkaian serbuan darat dari beberapa poros kota, hingga pengerahan tiga divisi militer.

ARTIKEL TERKAIT
- Advertisment -spot_img

Terpopuler