Thursday, October 9, 2025
HomeBeritaKesepakatan gencatan senjata Israel-Hamas siap ditandatangani di Mesir

Kesepakatan gencatan senjata Israel-Hamas siap ditandatangani di Mesir

Kesepakatan gencatan senjata antara Israel dan kelompok Hamas akan secara resmi ditandatangani dalam sebuah seremoni di Sharm el-Sheikh, Mesir, pada Kamis siang waktu setempat (pukul 12.00 waktu Kairo atau 09.00 GMT), menurut laporan sejumlah media Israel.

Kanal berita Israel, Channel 14, melaporkan bahwa penandatanganan resmi akan diikuti oleh proses pertukaran tahanan antara kedua belah pihak, yang direncanakan dimulai dalam waktu 72 jam setelah penandatanganan dilakukan.

Beberapa media menyebut bahwa gencatan senjata akan berlaku segera setelah seremoni penandatanganan, sementara sumber lain melaporkan bahwa pelaksanaannya akan dimulai dalam rentang waktu 72 jam setelah kesepakatan disahkan.

Melalui unggahan di platform media sosial X, Kementerian Luar Negeri Israel menyatakan bahwa Kabinet Keamanan dijadwalkan bertemu pada pukul 15.00 waktu setempat (12.00 GMT) untuk menyetujui pembebasan tahanan Palestina sebagai bagian dari fase pertama kesepakatan pertukaran dengan sandera yang masih hidup.

Pemerintah Israel juga dijadwalkan menggelar rapat lanjutan setelah pertemuan kabinet tersebut. Namun, pemerintah menyatakan bahwa pada tahap ini, mereka belum akan meratifikasi seluruh isi kesepakatan.

“Setelah disetujui oleh pemerintah, pasukan militer Israel akan mulai mundur ke garis yang telah disepakati dengan Hamas, dan proses penarikan ini akan selesai dalam 24 jam,” tulis pernyataan resmi tersebut.

Pasukan Israel dijadwalkan menarik diri dari Kota Gaza, namun tetap mempertahankan kendali atas sekitar 53 persen wilayah Jalur Gaza, menurut laporan yang sama.

Media harian Israel, Yedioth Ahronoth, melaporkan bahwa sebanyak 20 sandera yang masih hidup akan dibebaskan dalam satu tahap. Hamas menyebut bahwa lokasi sembilan jenazah dari total 28 korban yang ditahan masih belum diketahui.

Presiden Amerika Serikat, Donald Trump, kepada keluarga para sandera Israel menyampaikan bahwa seluruh sandera yang masih hidup akan dibebaskan pada 13 Oktober, namun belum jelas apakah proses pembebasan juga akan mencakup jenazah para korban yang telah meninggal dunia.

Sementara itu, Channel 12 Israel, mengutip sumber yang mengetahui detail kesepakatan, menyatakan bahwa pembebasan para sandera akan dilakukan 72 jam setelah kabinet Israel menyetujui perjanjian tersebut.

Sebagai bagian dari kesepakatan, sebanyak 600 truk bantuan kemanusiaan akan diizinkan masuk ke Jalur Gaza setiap harinya.

Menurut The Times of Israel, yang mengutip sumber dari Hamas, sekitar 2.000 tahanan Palestina akan dibebaskan, termasuk 250 orang yang dijatuhi hukuman penjara seumur hidup dan 1.700 orang yang ditahan sejak perang di Gaza dimulai. Seluruh pembebasan ini akan dilakukan dalam 72 jam pertama setelah kesepakatan mulai diberlakukan.

Dalam perjanjian tersebut, Israel juga sepakat menarik pasukannya dari Jalur Gaza secara bertahap. Warga Palestina yang terluka akan dievakuasi ke Mesir untuk mendapatkan perawatan medis, dan warga yang mengungsi dari Gaza selatan akan diizinkan segera kembali ke wilayah utara.

Sejak Oktober 2023, serangan militer Israel telah menewaskan hampir 67.200 warga Palestina di Gaza, sebagian besar di antaranya adalah perempuan dan anak-anak. Wilayah itu kini berada dalam kondisi yang disebut “tidak layak huni”.

Pizaro Idrus
Pizaro Idrus
Kandidat PhD bidang Hubungan Internasional Universitas Sains Malaysia. Peneliti Asia Middle East Center for Research and Dialogue
ARTIKEL TERKAIT
- Advertisment -spot_img

Terpopuler