Sunday, October 12, 2025
HomeBeritaAS apresiasi peran Turki, Qatar, dan Mesir dalam gencatan senjata Gaza

AS apresiasi peran Turki, Qatar, dan Mesir dalam gencatan senjata Gaza

Utusan khusus Presiden Amerika Serikat Donald Trump, Steve Witkoff, pada Sabtu (11/10/2025) menyampaikan apresiasi kepada Turki, Qatar, dan Mesir atas peran mediasi mereka dalam tercapainya kesepakatan gencatan senjata di Gaza. Witkoff menyebut peran negara-negara tersebut sebagai “kritis dan integral” dalam mengakhiri konflik.

Pernyataan tersebut disampaikan Witkoff di hadapan ribuan orang yang berkumpul di Lapangan Sandera (Hostages’ Square), Tel Aviv, menjelang pelaksanaan tahap pertama kesepakatan gencatan senjata, yang mencakup pembebasan sandera Israel yang ditahan di Gaza.

“Trump menunjukkan kepada dunia bahwa kekuatan dan perdamaian berjalan beriringan. Keduanya bukan hal yang saling bertentangan, melainkan saling melengkapi,” kata Witkoff.

Ia juga menyampaikan terima kasih kepada para pemimpin Arab dan Muslim yang dinilainya berperan besar dalam proses negosiasi, termasuk Presiden Recep Tayyip Erdogan dari Turki, Perdana Menteri Sheikh Mohammed bin Abdulrahman dan Emir Qatar, serta Presiden Mesir Abdel Fattah el-Sisi.

“Saya ucapkan terima kasih kepada para pemimpin Arab dan mitra kami yang memiliki peran sangat penting dalam perjanjian perdamaian ini,” ujarnya.

Witkoff juga menyebut nama Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu dan Menteri Urusan Strategis Ron Dermer dalam pidatonya. Namun, penyebutan itu justru disambut dengan sorakan penolakan dari sebagian hadirin. Sebaliknya, saat Witkoff menyebut nama Trump, kerumunan menyambut dengan tepuk tangan dan meneriakkan, “Thank you, Trump.”

Sebelum pidato berlangsung, Witkoff bersama menantu Trump sekaligus mantan penasihat senior Gedung Putih, Jared Kushner, dilaporkan bertemu dengan perwakilan keluarga para sandera. Pertemuan itu dilaporkan oleh harian Israel, Haaretz.

Aksi solidaritas di Tel Aviv pada Sabtu malam tersebut dihadiri ribuan warga Israel. Kegiatan tersebut dilakukan bersamaan dengan persiapan pelaksanaan tahap pertama kesepakatan, yang mencakup pertukaran tawanan antara sandera Israel di Gaza dan para tahanan Palestina di penjara Israel.

Acara tersebut juga menampilkan pidato dari Jared Kushner dan putri Trump, Ivanka Trump.

Pemerintah Israel memperkirakan terdapat 48 warga Israel yang masih ditahan di Gaza, dengan 20 orang di antaranya dipastikan masih hidup. Di sisi lain, lebih dari 11.100 warga Palestina saat ini ditahan di penjara-penjara Israel. Menurut laporan organisasi hak asasi manusia dan media dari Palestina dan Israel, banyak dari mereka mengalami penyiksaan, kelaparan, serta pengabaian medis—kondisi yang telah menyebabkan sejumlah kematian.

Tahap pertama kesepakatan gencatan senjata Gaza mulai berlaku pada Jumat siang pukul 12.00 waktu setempat (09.00 GMT). Pasukan Israel kemudian menyelesaikan penarikan secara bertahap ke “garis kuning”, yang menjadi batas wilayah operasional, sehingga membuka jendela waktu 72 jam untuk pelaksanaan proses pertukaran.

Fase kedua dari rencana tersebut dilaporkan mencakup pembentukan mekanisme pemerintahan baru di Gaza tanpa keikutsertaan Hamas, pembentukan pasukan keamanan gabungan yang terdiri dari warga Palestina dan tentara negara-negara Arab dan Islam, serta proses perlucutan senjata Hamas.

Sejak Oktober 2023, serangan Israel ke Jalur Gaza telah menewaskan lebih dari 67.600 warga Palestina, sebagian besar perempuan dan anak-anak. Konflik berkepanjangan ini juga menyebabkan wilayah Gaza hampir tidak lagi layak huni.

Pizaro Idrus
Pizaro Idrus
Kandidat PhD bidang Hubungan Internasional Universitas Sains Malaysia. Peneliti Asia Middle East Center for Research and Dialogue
ARTIKEL TERKAIT
- Advertisment -spot_img

Terpopuler