Monday, October 13, 2025
HomeBeritaSeluruh aktivis kemanusiaan pelayaran menuju Gaza telah dibebaskan dari penjara Israel

Seluruh aktivis kemanusiaan pelayaran menuju Gaza telah dibebaskan dari penjara Israel

Seluruh aktivis asing yang sebelumnya ditahan oleh otoritas Israel setelah mengikuti misi kapal bantuan ke Gaza kini telah dibebaskan, demikian disampaikan Pusat Hukum Adalah pada Minggu (13/10/2025), seperti dilansir Anadolu.

“Seluruh peserta dari Thousands Madleens Flotilla dan Freedom Flotilla Coalition’s Conscience Mission telah dibebaskan dari penahanan tidak sah oleh Israel, dan mayoritas dari mereka kini telah dideportasi. Tidak ada lagi peserta yang berada dalam tahanan Israel,” ujar Adalah Legal Center dalam pernyataan resminya.

Menurut Adalah, puluhan aktivis telah dideportasi melalui Yordania pada Minggu pagi. Dua aktivis terakhir yang dibebaskan adalah Huwaida Arraf dan Zohar Regev—keduanya merupakan warga negara ganda Israel—yang sempat ditahan atas dugaan “pelanggaran pidana”, namun kemudian dibebaskan tanpa dakwaan.

Sebelumnya, Pemerintah Yordania mengumumkan bahwa 45 aktivis tiba di negara tersebut melalui Jembatan Raja Hussein (Allenby) yang menghubungkan Tepi Barat dan Yordania. Proses pemulangan mereka ke negara asal difasilitasi oleh sejumlah kedutaan besar.

Aktivis yang ikut serta dalam konvoi tersebut berasal dari Tunisia, Spanyol, Belgia, Prancis, Jerman, Italia, Irlandia, Finlandia, Amerika Serikat, dan Kanada.

Pasukan angkatan laut Israel menyerang konvoi sembilan kapal milik Freedom Flotilla Coalition (FFC) pada 8 Oktober lalu saat menuju Gaza untuk menembus blokade Israel. Sekitar 150 aktivis dilaporkan ditahan dalam operasi tersebut.

Sebagai kekuatan pendudukan, Israel diketahui telah berulang kali melakukan serangan terhadap kapal-kapal bantuan yang menuju Gaza, menyita kargo, dan mendeportasi para aktivis di dalamnya.

Sejak Oktober 2023, serangan militer Israel telah menewaskan lebih dari 67.600 warga Palestina di Jalur Gaza—mayoritas di antaranya perempuan dan anak-anak—serta membuat wilayah tersebut nyaris tidak layak huni.

Fase pertama dari kesepakatan gencatan senjata mulai diberlakukan pada Jumat lalu, sebagai bagian dari rencana Presiden AS Donald Trump untuk mengakhiri perang dua tahun di Gaza.

Pizaro Idrus
Pizaro Idrus
Kandidat PhD bidang Hubungan Internasional Universitas Sains Malaysia. Peneliti Asia Middle East Center for Research and Dialogue
ARTIKEL TERKAIT
- Advertisment -spot_img

Terpopuler