Baha Shabrawi, mantan tahanan Palestina asal Kamp Nour Shams di Ramallah, menceritakan momen emosional saat dibebaskan dari penjara Israel setelah 24 tahun mendekam di balik jeruji. Dalam wawancara dengan Al Jazeera yang disiarkan Selasa (14/10/2025), Shabrawi mengatakan bahwa ia baru diberi tahu akan dibebaskan hanya 30 menit sebelum dipindahkan dari penjara.
“Sampai sekarang saya bersumpah masih sulit percaya. Saya selalu bermimpi bisa berjalan keluar lewat gerbang kuning Penjara Ofer,” ujar Shabrawi.
Shabrawi dijatuhi hukuman penjara selama 35 tahun dan baru menjalani dua pertiga masa hukumannya ketika dibebaskan dalam kesepakatan pertukaran tahanan terbaru antara Israel dan Hamas. Ia juga mengungkapkan bahwa kedua orangtuanya telah wafat selama masa penahanannya.
Disambut hangat oleh warga setibanya di Ramallah, Shabrawi mengaku terharu.
“Saya pikir saya kuat dan tidak akan menangis. Tapi demi Tuhan, saat saya melihat sambutan itu, saya tak bisa menahan air mata—saya benar-benar hancur,” ucapnya.
Lebih lanjut, ia menyoroti kondisi yang dihadapi para tahanan Palestina di penjara Israel. Menurutnya, selama dua tahun terakhir, pihak penjara menutup akses informasi dari dunia luar.
“Sepanjang perjalanan menuju Ramallah, saya terus bertanya, ‘Ada kabar apa? Apa yang sedang terjadi?’” katanya.
Shabrawi menggambarkan kondisi kesehatan dan gizi para tahanan sebagai buruk dan memprihatinkan, serta menyerukan dukungan dan doa bagi mereka yang masih ditahan.
Ia juga menambahkan bahwa banyak pemuda berusia 20 hingga 30 tahun yang sedang menjalani hukuman penjara seumur hidup di penjara-penjara Israel.