Wednesday, October 22, 2025
HomeBeritaDelegasi AS bahas tahap lanjutan rencana Trump bersama Netanyahu

Delegasi AS bahas tahap lanjutan rencana Trump bersama Netanyahu

The Washington Post melaporkan, Senin (21/10), bahwa Wakil Presiden Amerika Serikat (AS) J.D. Vance akan bertemu dengan Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu untuk membahas tahap lanjutan dari rencana gencatan senjata di Gaza yang digagas Presiden Donald Trump.

Agenda utama pertemuan mencakup pembahasan pembentukan pasukan multinasional di Gaza serta langkah menuju pelucutan senjata kelompok Hamas.

Menurut laporan lembaga penyiaran publik Israel, Vance juga dijadwalkan mengunjungi Jalur Gaza dalam kunjungan resminya yang dimulai Selasa (22/10).

Sementara itu, kanal televisi Israel Channel 12 melaporkan bahwa dua utusan khusus AS, Steven Witkoff dan Jared Kushner, telah bertemu Netanyahu pada Senin pagi.

Dalam pertemuan tersebut, keduanya menyampaikan bahwa Israel memiliki hak untuk membela diri, namun diminta agar tidak mengambil langkah yang dapat membahayakan keberlangsungan gencatan senjata.

Netanyahu, yang didampingi Menteri Urusan Strategis Ron Dermer, menegaskan kembali komitmen Israel terhadap perjanjian gencatan senjata, dan berharap Hamas juga mematuhi kesepakatan tersebut.

Kedua utusan AS itu tiba di Israel pada Senin pagi, menjelang kunjungan resmi Vance. Surat kabar Haaretz melaporkan bahwa kunjungan mereka bertujuan menyiapkan agenda pertemuan wakil presiden serta membahas secara mendalam “tahap lanjutan dari Rencana Trump” untuk kawasan Timur Tengah.

200 tentara AS di Israel

Dalam perkembangan lain, Presiden Trump menegaskan bahwa AS tidak akan mengirimkan pasukan tempur ke Jalur Gaza, namun memperingatkan bahwa ia “akan menghancurkan Hamas” jika kelompok itu melanggar perjanjian.

“Hamas adalah organisasi yang brutal dan telah menumpahkan darah. Kami akan mengambil langkah tegas terhadap mereka dalam waktu dekat,” ujar Trump seperti dikutip sejumlah media.

Sementara itu, The Wall Street Journal melaporkan bahwa sekitar 200 personel militer AS telah tiba di Israel untuk membantu memantau pelaksanaan gencatan senjata serta memastikan kelancaran penyaluran bantuan kemanusiaan ke Gaza.

Seorang pejabat Departemen Pertahanan AS (Pentagon) mengatakan bahwa pihaknya juga menunggu kedatangan “mitra internasional” lain yang akan ikut terlibat dalam mekanisme koordinasi tersebut.

Kanal Israel Channel 15 melaporkan bahwa mekanisme pengawasan internasional yang dipimpin Washington telah mulai beroperasi.

Mekanisme itu dirancang untuk mengoordinasikan pelaksanaan tahapan berikutnya dari rencana Trump yang melibatkan sejumlah negara dan organisasi internasional.

Dalam pidatonya di pembukaan masa sidang musim dingin Knesset (parlemen Israel), Netanyahu menuduh Hamas melanggar perjanjian gencatan senjata pada Minggu (20/10), yang menurutnya menyebabkan dua tentara Israel tewas.

“Kami membalas dengan 150 ton serangan udara,” katanya.

Netanyahu menegaskan bahwa pemerintahannya tetap berkomitmen menuntaskan “tujuan perang”, termasuk melucuti senjata Hamas dan menghancurkan struktur militernya, sebagaimana tertuang dalam Rencana Trump.

Ia juga menekankan bahwa pasukan Israel masih menguasai sejumlah wilayah strategis di Jalur Gaza dan mengontrol perlintasan perbatasan.

Serangan udara dan artileri Israel pada Minggu dilaporkan menewaskan 44 warga Palestina di Gaza, dengan alasan membalas dugaan pelanggaran oleh Hamas di Rafah, Gaza Selatan — tuduhan yang segera dibantah oleh pihak Hamas.

Pada Selasa dini hari, Presiden Trump menyatakan bahwa gencatan senjata di Gaza “masih berlaku”.

Ia menilai bahwa pelanggaran yang terjadi “tidak dilakukan oleh kepemimpinan Hamas,” melainkan oleh “kelompok kecil pemberontak di dalamnya,” ujarnya.

Sebelumnya, pada Maret lalu, Liga Arab dan Organisasi Kerja Sama Islam (OKI) telah menyetujui rencana rekonstruksi Gaza selama lima tahun dengan nilai mencapai 53 miliar dolar AS.

Gencatan senjata yang mulai berlaku pada 10 Oktober lalu merupakan bagian dari Rencana Trump, yang mencakup penghentian total serangan, penarikan bertahap pasukan Israel, pertukaran tahanan, serta pembukaan akses penuh bantuan kemanusiaan ke Jalur Gaza.

ARTIKEL TERKAIT
- Advertisment -spot_img

Terpopuler