Saturday, October 25, 2025
HomeBeritaHamas umumkan dialog nasional dengan faksi-faksi Palestina

Hamas umumkan dialog nasional dengan faksi-faksi Palestina

Gerakan Palestina Hamas pada Kamis (24/10/2025) mengumumkan akan memulai dialog nasional bersama seluruh faksi Palestina.

Pengumuman tersebut disampaikan bertepatan dengan pertemuan antara delegasi Hamas dan Fatah di Kairo, Mesir, dengan mediasi pemerintah Mesir, untuk membahas tahap kedua perjanjian gencatan senjata di Gaza dan masa depan wilayah tersebut.

Dalam wawancara dengan kantor berita Anadolu, juru bicara Hamas Hazem Qassem mengatakan bahwa gerakannya “memasuki dialog nasional dengan hati terbuka dan tangan terulur kepada Otoritas Palestina serta kekuatan nasional lainnya,” seraya menegaskan bahwa Otoritas Palestina “merupakan salah satu lembaga nasional yang tidak dapat dikesampingkan.”

Qassem menyerukan agar pihak berwenang “menyesuaikan diri dengan konsensus nasional yang tengah berkembang di Gaza dan datang ke meja dialog dengan pikiran terbuka,” sambil menekankan bahwa “ini adalah saatnya untuk persatuan nasional dan menempatkan kepentingan bangsa di atas kepentingan politik yang sempit.”

Ia memperingatkan bahwa “situasi saat ini berbahaya, bukan hanya bagi Hamas, tetapi bagi seluruh rakyat Palestina, baik di Gaza maupun di Tepi Barat.”

Qassem menegaskan kembali komitmen penuh Hamas untuk melaksanakan perjanjian gencatan senjata di Gaza “secara menyeluruh,” dan mendesak para mediator agar menekan Israel untuk mematuhi kesepakatan tersebut.

Menurutnya, Hamas telah melakukan “pembahasan intensif tanpa henti untuk menuntaskan pelaksanaan perjanjian dan mengambil langkah-langkah nyata di lapangan.”

Qassem menyebut Hamas telah menerima jaminan yang jelas dari Turki, Mesir, dan Qatar, serta pernyataan langsung dari Amerika Serikat, bahwa “perang telah secara efektif berakhir,” dan bahwa pelaksanaan penuh kesepakatan “menandai berakhirnya konflik tersebut.”

Ia menambahkan bahwa Hamas telah menyelesaikan tahap pertama perjanjian dengan menyerahkan tawanan yang masih hidup serta beberapa jenazah, dan kini tengah mempersiapkan pelaksanaan tahap berikutnya.

“Fase kedua memerlukan pembahasan dan penjelasan lebih lanjut dengan para mediator karena mencakup isu-isu luas dan kompleks yang membutuhkan pendekatan rinci,” ujarnya.

Qassem menekankan bahwa tujuan utama Hamas “adalah mencapai akhir yang lengkap dan permanen dari perang terhadap rakyat Palestina di Jalur Gaza.”

Ia juga menyebutkan bahwa pihaknya terus melaporkan pelanggaran Israel kepada para mediator. Menurutnya, sejak gencatan senjata diberlakukan, Israel telah menewaskan 90 warga Palestina dan “masih menutup penyeberangan Rafah sehingga bantuan kemanusiaan tidak dapat masuk secara memadai.”

Qassem menuduh Israel menggunakan “situasi kemanusiaan sebagai alat tawar-menawar politik,” sesuatu yang disebutnya “telah dilakukan Israel selama bertahun-tahun di bawah blokade Gaza,” dan menyerukan tindakan mendesak untuk membuka akses bantuan dan mencegah krisis kelaparan baru.

Fase pertama dari rencana gencatan senjata 20 poin yang digagas Presiden AS Donald Trump telah dicapai pada 10 Oktober lalu. Tahap pertama mencakup pertukaran tahanan antara Israel dan Palestina, serta rencana rekonstruksi Gaza dan pembentukan mekanisme pemerintahan baru tanpa keterlibatan Hamas.

Sejak Oktober 2023, perang yang dilancarkan Israel di Gaza telah menewaskan lebih dari 68.200 orang dan melukai lebih dari 170.300 lainnya, menurut data Kementerian Kesehatan Gaza.

Pizaro Idrus
Pizaro Idrus
Kandidat PhD bidang Hubungan Internasional Universitas Sains Malaysia. Peneliti Asia Middle East Center for Research and Dialogue
ARTIKEL TERKAIT
- Advertisment -spot_img

Terpopuler