Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu menegaskan bahwa Israel tidak memerlukan izin dari pihak mana pun untuk melakukan serangan terhadap sasaran di Gaza atau Lebanon, meski sebelumnya telah menyetujui gencatan senjata yang dimediasi oleh Amerika Serikat.
Pernyataan itu disampaikan Netanyahu dalam rapat kabinet pada Minggu (…), di tengah meningkatnya ketegangan keamanan di kawasan.
“Israel adalah negara yang berdaulat. Kami tidak akan mentoleransi serangan terhadap kami. Kami akan merespons sesuai dengan penilaian kami sendiri… Kami tidak meminta izin dari siapa pun untuk melakukannya. Kami mengendalikan keamanan kami sendiri,” kata Netanyahu seperti dikutip media setempat.
Komentar tersebut muncul setelah sepekan penuh kunjungan pejabat senior Amerika Serikat ke Tel Aviv, yang berupaya mempertahankan kesepakatan gencatan senjata di Gaza di tengah situasi keamanan yang rapuh.
Dalam kesempatan yang sama, Netanyahu juga menegaskan bahwa Israel berhak menentukan negara mana saja yang diperbolehkan bergabung dalam pasukan keamanan internasional yang direncanakan untuk ditempatkan di Gaza.
Ia menyatakan penolakannya terhadap keterlibatan Turki dalam pasukan tersebut.
“Kami telah menyampaikan dengan jelas, dengan segala hormat kepada pasukan internasional, bahwa Israel akan menentukan negara mana yang tidak dapat diterima bagi kami,” ujar Netanyahu.
Pasukan keamanan internasional itu merupakan bagian dari kesepakatan gencatan senjata yang dimediasi AS. Rencananya, pasukan tersebut akan melibatkan personel dari sejumlah negara Arab dan Islam untuk membantu menstabilkan situasi di Jalur Gaza serta memastikan gencatan senjata tetap berjalan.


