Tuesday, October 28, 2025
HomeBeritaHamas tegaskan kesiapan kembalikan jasad prajurit Israel

Hamas tegaskan kesiapan kembalikan jasad prajurit Israel

Pejabat senior Hamas, Moussa Abu Marzouk, menegaskan bahwa pergerakan itu tetap berkomitmen secara moral dan kemanusiaan untuk mengembalikan jenazah prajurit Israel yang berhasil ditemukan di Gaza, meski belum ada tenggat waktu yang ditetapkan untuk proses tersebut.

Dalam pernyataan yang dirilis Ahad (27/10/2025), Abu Marzouk menuding Israel mencari alasan, termasuk klaim keterlambatan repatriasi, untuk menghindari kesepakatan yang tengah berjalan dan berpotensi melanjutkan operasi militer.

Ia menambahkan bahwa Israel terus melanggar ketentuan gencatan senjata dengan menargetkan wilayah yang seharusnya aman, sekaligus memperburuk kerusakan infrastruktur Gaza yang sudah parah.

Abu Marzouk juga mengkritik Menteri Luar Negeri AS, Marco Rubio, menyebutnya sebagai “menteri luar negeri Israel” atas pernyataannya terhadap Badan Bantuan dan Pekerjaan PBB untuk Pengungsi Palestina (UNRWA). Ia menekankan bahwa UNRWA “merupakan napas hidup rakyat Palestina di Gaza dan tak tergantikan.”

Pejabat Hamas itu menilai tekanan Amerika Serikat terhadap Israel bukanlah karena simpati terhadap Hamas, tetapi lebih untuk mencegah Israel memperdalam krisisnya sendiri di tengah opini global yang bergeser dan meningkatnya protes dari tokoh publik Yahudi terhadap kebijakan Tel Aviv.

Abu Marzouk memperingatkan agar Hamas tidak dilucuti senjatanya atau dicabut kendali keamanannya di Gaza, karena hal itu berisiko memicu kekacauan dan konflik internal di wilayah tersebut.

Ia juga meragukan kelayakan penempatan pasukan internasional di Gaza tanpa kerangka kerja yang adil dan berkelanjutan, dengan merujuk pada kegagalan operasi serupa di Bosnia dan Irak.

“Stabilitas sejati hanya bisa tercapai melalui kehadiran kekuatan dominan di lapangan yang percaya pada kesepakatan dan mampu menegakkan keamanan,” kata Abu Marzouk.

Gaza, Kompas — Pejabat senior Hamas, Moussa Abu Marzouk, menegaskan bahwa pergerakan itu tetap berkomitmen secara moral dan kemanusiaan untuk mengembalikan jenazah prajurit Israel yang berhasil ditemukan di Gaza, meski belum ada tenggat waktu yang ditetapkan untuk proses tersebut.

Dalam pernyataan yang dirilis Ahad (27/10/2025), Abu Marzouk menuding Israel mencari alasan, termasuk klaim keterlambatan repatriasi, untuk menghindari kesepakatan yang tengah berjalan dan berpotensi melanjutkan operasi militer.

Ia menambahkan bahwa Israel terus melanggar ketentuan gencatan senjata dengan menargetkan wilayah yang seharusnya aman, sekaligus memperburuk kerusakan infrastruktur Gaza yang sudah parah.

Abu Marzouk juga mengkritik Menteri Luar Negeri AS, Marco Rubio, menyebutnya sebagai “menteri luar negeri Israel” atas pernyataannya terhadap Badan Bantuan dan Pekerjaan PBB untuk Pengungsi Palestina (UNRWA). Ia menekankan bahwa UNRWA “merupakan napas hidup rakyat Palestina di Gaza dan tak tergantikan.”

Pejabat Hamas itu menilai tekanan Amerika Serikat terhadap Israel bukanlah karena simpati terhadap Hamas, tetapi lebih untuk mencegah Israel memperdalam krisisnya sendiri di tengah opini global yang bergeser dan meningkatnya protes dari tokoh publik Yahudi terhadap kebijakan Tel Aviv.

Abu Marzouk memperingatkan agar Hamas tidak dilucuti senjatanya atau dicabut kendali keamanannya di Gaza, karena hal itu berisiko memicu kekacauan dan konflik internal di wilayah tersebut.

Ia juga meragukan kelayakan penempatan pasukan internasional di Gaza tanpa kerangka kerja yang adil dan berkelanjutan, dengan merujuk pada kegagalan operasi serupa di Bosnia dan Irak.

“Stabilitas sejati hanya bisa tercapai melalui kehadiran kekuatan dominan di lapangan yang percaya pada kesepakatan dan mampu menegakkan keamanan,” kata Abu Marzouk.

Pizaro Idrus
Pizaro Idrus
Kandidat PhD bidang Hubungan Internasional Universitas Sains Malaysia. Peneliti Asia Middle East Center for Research and Dialogue
ARTIKEL TERKAIT
- Advertisment -spot_img

Terpopuler