Thursday, October 30, 2025
HomeBeritaLaporan: UEA tingkatkan dukungan kepada RSF di Sudan dengan drone China

Laporan: UEA tingkatkan dukungan kepada RSF di Sudan dengan drone China

Badan intelijen Amerika Serikat melaporkan bahwa Uni Emirat Arab (UEA) meningkatkan dukungannya terhadap Pasukan Dukungan Cepat (RSF) di Sudan, termasuk dengan memasok drone tempur buatan Tiongkok dan berbagai sistem persenjataan lainnya.

Menurut laporan Wall Street Journal (WSJ) yang terbit Selasa (28/10), temuan tersebut bersumber dari Badan Intelijen Departemen Pertahanan AS serta biro intelijen Departemen Luar Negeri AS, yang menyebut adanya peningkatan arus pasokan senjata dari UEA kepada kelompok paramiliter yang dituduh melakukan genosida di wilayah Darfur.

Pasokan senjata itu mencakup drone canggih buatan Tiongkok, senjata ringan, senapan mesin berat, kendaraan militer, artileri, mortir, dan amunisi.

Dukungan UEA terhadap RSF telah lama menjadi perhatian komunitas internasional. Banyak bagian dari laporan WSJ ini menguatkan temuan eksklusif yang sebelumnya diungkap oleh Middle East Eye (MEE) mengenai peran UEA dalam konflik Sudan.

Pada Januari 2024, MEE melaporkan bahwa UEA menyalurkan senjata kepada RSF melalui jaringan logistik dan aliansi yang membentang dari Libya, Chad, Uganda, hingga wilayah Somalia yang memisahkan diri.

Pada Mei tahun yang sama, Amnesty International menemukan bahwa UEA mengirimkan senjata buatan Tiongkok — termasuk bom berpemandu GB50A dan howitzer 155 mm AH-4 — ke wilayah Darfur, di mana RSF dilaporkan mengepung sejumlah kota.

Dalam pekan ini, pasukan RSF dilaporkan menyerbu kota El-Fasher di Darfur Utara, dan beredar rekaman yang menunjukkan para anggotanya bersenjata serta melakukan aksi kekerasan terhadap warga sipil.

Penyerangan ke El-Fasher terjadi setelah perundingan damai yang difasilitasi AS gagal mencapai kesepakatan. Sumber yang dikutip MEE menyebut bahwa UEA, yang menjadi pendukung utama RSF, menolak membahas situasi di El-Fasher yang telah dikepung selama lebih dari 500 hari. Perundingan itu resmi berakhir pada Jumat pekan lalu.

Menurut WSJ, dukungan militer UEA terhadap RSF meningkat setelah Maret 2025, ketika tentara Sudan yang mendapat dukungan dari Iran, Turki, dan Mesir berhasil merebut kembali ibu kota Khartoum.

Pada Mei, MEE juga melaporkan bahwa UEA melancarkan serangan presisi menggunakan drone buatan Tiongkok ke wilayah Port Sudan yang dikuasai pemerintah, dan melukai sejumlah teknisi asal Turki yang membantu militer Sudan.

Laporan WSJ menyebut, kini UEA memasok RSF dengan drone seri Rainbow buatan China Aerospace Science and Technology Corporation, perusahaan kontraktor pertahanan milik pemerintah Tiongkok. Salah satu modelnya, CH-95, mampu melakukan pengintaian jarak jauh dan serangan udara presisi dengan waktu terbang hingga 24 jam tanpa henti.

Setelah mengalami kekalahan di Khartoum, RSF kembali melancarkan ofensif di wilayah Darfur — daerah yang menjadi asal mula kelompok ini. RSF sebelumnya dikenal sebagai milisi janjaweed, pasukan berkuda yang dituduh melakukan pembantaian terhadap kelompok non-Arab di bawah rezim Omar al-Bashir.

Pemimpin RSF, Mohamed Hamdan Dagalo, yang lebih dikenal dengan nama Hemeti, memiliki hubungan dekat dengan UEA. Ia diketahui menjalankan jaringan bisnis besar di Dubai, dan menggunakan emirat tersebut sebagai pusat untuk menyelundupkan emas dari tambang-tambang di Darfur yang dikuasai pasukannya.

Pizaro Idrus
Pizaro Idrus
Kandidat PhD bidang Hubungan Internasional Universitas Sains Malaysia. Peneliti Asia Middle East Center for Research and Dialogue
ARTIKEL TERKAIT
- Advertisment -spot_img

Terpopuler