Wednesday, November 5, 2025
HomeBeritaViral foto satelit tentang tragedi al-Fashir: Benarkah asli?

Viral foto satelit tentang tragedi al-Fashir: Benarkah asli?

Gelombang perhatian besar muncul di media sosial terkait kejahatan kemanusiaan di Kota al-Fashir, Sudan, setelah beredar foto-foto satelit yang disebut menunjukkan bukti kekejaman dan pembunuhan massal di kota tersebut.

Di tengah minimnya liputan langsung dari lapangan, gambar-gambar itu dianggap sebagai “bukti visual” atas genosida yang terjadi di Darfur.

Namun, bersama derasnya simpati publik, beredar pula arus disinformasi digital.

Sejumlah unggahan di X dan Facebook menyebarkan foto satelit yang diklaim menampilkan tumpukan jenazah di al-Fashir, disertai keterangan seperti “gambar menakutkan dari Sudan” dan “bukti genosida yang terjadi saat ini.”

Tim “Al Jazeera Verify” menelusuri salah satu foto yang banyak dibagikan tersebut menggunakan Google Earth Pro.

Hasilnya menunjukkan bahwa gambar itu bukan berasal dari al-Fashir, melainkan dari kawasan timur Abu Matariq, Negara Bagian Darfur Timur.

Pemeriksaan lanjutan terhadap kontur wilayah, letak sumur air, serta panel surya di lokasi itu mengonfirmasi bahwa yang tampak di foto bukanlah jenazah, melainkan sekelompok warga dan ternak yang tengah berkumpul di sekitar sumur air dan stasiun tenaga surya.

Arsip Google Earth mencatat gambar tersebut diambil pada Maret 2024, lebih dari satu tahun sebelum serangan besar di al-Fashir terjadi.

Unggahan lain juga menampilkan foto satelit kendaraan terbakar, yang diklaim sebagai bukti kehancuran besar akibat serangan Pasukan Dukungan Cepat (RSF) di al-Fashir.

Setelah diverifikasi, foto itu ternyata berasal dari wilayah Jabal Awliya, di selatan Khartoum, bukan Darfur.

Citra tersebut merekam momen ketika militer Sudan menghancurkan konvoi RSF pada Maret 2025 saat pasukan itu mundur dari kota. Berdasarkan arsip Google Earth, gambar itu diambil pada Mei 2025, sehingga tidak berkaitan sama sekali dengan peristiwa di al-Fashir.

Meski sejumlah gambar viral terbukti menyesatkan, tragedi kemanusiaan di al-Fashir memang nyata adanya.

Kota itu, ibu kota Darfur Utara, menjadi saksi atas pembunuhan massal dan kekerasan brutal terhadap warga sipil, sebagaimana terlihat dalam video dan foto yang diunggah sendiri oleh anggota RSF.

Citra satelit terbaru yang diverifikasi lembaga independen menunjukkan kerusakan besar di dalam kota, termasuk wilayah pemukiman dan fasilitas sipil.

Sejumlah organisasi internasional dan negara-negara Barat telah mengecam kekejaman itu sebagai “yang paling mengerikan sejak perang Sudan pecah pada April 2023.”

Menurut data PBB dan berbagai lembaga kemanusiaan, perang antara tentara Sudan dan RSF telah menewaskan lebih dari 20.000 orang, serta memaksa lebih dari 15 juta warga mengungsi di dalam dan luar negeri—menjadikannya salah satu krisis kemanusiaan terburuk di dunia saat ini.

ARTIKEL TERKAIT
- Advertisment -spot_img

Terpopuler