Biaya militer Israel melonjak hingga 76,3 miliar dolar Amerika Serikat sejak pecahnya konflik di Gaza dua tahun lalu, demikian data resmi yang dirilis pada Selasa (5/11/2025).
Menurut KAN, lembaga penyiar publik Israel yang mengutip data Kementerian Keuangan, total pengeluaran perang hingga saat ini mencapai 250 miliar shekel (sekitar 76,3 miliar dolar AS) atau hampir seatra Rp1.300 triliun.
Pejabat senior kementerian menyatakan, lembaga pertahanan Israel melakukan penyalahgunaan hari tugas cadangan, yang menyebabkan pemborosan miliaran shekel akibat pembayaran berlebih kepada tentara cadangan selama masa dinas mereka.
Menteri Keuangan Israel dari partai sayap kanan, Bezalel Smotrich, mengatakan dalam konferensi pers bahwa peningkatan anggaran pertahanan diperlukan untuk mendukung pertumbuhan ekonomi Israel dalam beberapa tahun mendatang, tanpa memberikan rincian lebih lanjut.
Meski begitu, tidak dijelaskan secara spesifik alokasi pengeluaran tersebut. Total biaya diperkirakan mencakup kampanye militer Israel di Gaza, Lebanon, dan Iran sejak Oktober 2023.
Perang di Gaza berhenti pada fase pertama gencatan senjata yang mulai berlaku pada 10 Oktober 2025, di bawah rencana 20 poin Presiden Amerika Serikat Donald Trump.
Fase pertama kesepakatan mencakup pembebasan sandera Israel sebagai ganti tahanan Palestina. Rencana itu juga mencakup rekonstruksi Gaza dan pembentukan mekanisme pemerintahan baru tanpa keterlibatan Hamas.
Sejak Oktober 2023, perang yang digambarkan sebagai genosida oleh pihak Gaza ini telah menewaskan hampir 69.000 orang dan melukai lebih dari 170.300 orang, menurut data Kementerian Kesehatan Gaza.


