Sebuah analisis keamanan Israel memperingatkan bahwa pembentukan aliansi militer resmi antara Mesir dan Arab Saudi dapat secara signifikan mengubah keseimbangan kekuatan di kawasan serta menimbulkan ancaman strategis terhadap perbatasan selatan Israel.
Laporan tersebut diterbitkan oleh situs berita berbahasa Ibrani Natsiv Net dan menyebut potensi kemitraan militer Kairo–Riyadh sebagai “front paling berbahaya” bagi keamanan Israel. Analisis itu menyoroti meningkatnya koordinasi antara kedua angkatan bersenjata yang dinilai dapat “mengubah peta kekuatan di wilayah selatan Palestina yang diduduki.”
Menurut laporan itu, kekuatan gabungan militer Mesir dan Arab Saudi—yang masing-masing dianggap sebagai militer terbesar kedua dan ketiga di kawasan—mewakili realitas strategis baru yang “tidak bisa diabaikan oleh Israel.”
Analis Israel dalam laporan tersebut mendesak Tel Aviv untuk segera mengembangkan “respons militer dan strategi yang tepat” guna menghadapi potensi terbentuknya “kekuatan gabungan di sisi selatan Israel.”
Kerja Sama Pertahanan Mesir–Arab Saudi Menguat
Peringatan ini muncul setelah kunjungan resmi Kepala Staf Angkatan Bersenjata Mesir Letnan Jenderal Ahmed Khalifa ke Arab Saudi. Dalam kunjungan tersebut, Khalifa memimpin bersama Kepala Staf Angkatan Bersenjata Arab Saudi Letnan Jenderal Fayyad bin Hamed Al-Ruwaili dalam pertemuan ke-11 Komite Kerja Sama Militer Mesir–Arab Saudi.
Dalam pertemuan itu, Khalifa menegaskan “kedalaman hubungan strategis” antara Kairo dan Riyadh serta menyebut kerja sama militer sebagai “pilar penting bagi keamanan dan stabilitas kawasan.”
Al-Ruwaili, di sisi lain, menegaskan komitmen Arab Saudi untuk terus memperkuat koordinasi pertahanan dengan Mesir dan memperluas kolaborasi dalam teknologi militer mutakhir.

