Lebih dari 7.000 warga sipil meninggalkan Kota El-Fasher, Sudan barat, sehingga total pengungsi sejak pengambilalihan kota oleh pasukan paramiliter Rapid Support Forces (RSF) bulan lalu mencapai hampir 89.000 orang, menurut data Organisasi Internasional untuk Migrasi (IOM), Minggu (10/11).
Badan PBB itu menyebutkan, melalui Displacement Tracking Matrix (DTM), bahwa 7.075 warga tambahan mengungsi dari El-Fasher, ibu kota Darfur Utara, antara 5–8 November akibat memburuknya kondisi keamanan di wilayah tersebut.
Para pengungsi tersebar ke sejumlah daerah, termasuk Tawila, Mellit, dan Saraf Omra di Darfur Utara. Sejauh ini, sekitar 88.892 orang telah meninggalkan kota sejak RSF menguasai El-Fasher pada 26 Oktober.
IOM juga melaporkan ketidakamanan parah di sepanjang jalan yang menghambat pergerakan warga, dan memperingatkan bahwa situasi di wilayah tersebut tetap tegang dan tidak stabil.
Menurut laporan lokal dan internasional, pada 26 Oktober, RSF mengambil alih El-Fasher dan melakukan pembantaian berbasis etnis. Aksi itu menimbulkan kekhawatiran akan potensi pembagian geografis Sudan.
Sejak 15 April 2023, militer Sudan dan RSF terlibat perang yang gagal dihentikan melalui mediasi regional maupun internasional. Konflik ini telah menewaskan ribuan orang dan membuat jutaan lainnya mengungsi.


