Wednesday, November 12, 2025
HomeBeritaDukungan turun, Israel gencarkan kampanye sasar konservatif AS

Dukungan turun, Israel gencarkan kampanye sasar konservatif AS

Israel meluncurkan kampanye hubungan masyarakat (public relations/PR) bernilai jutaan dolar di Amerika Serikat untuk memulihkan dukungan dari kalangan Kristen konservatif, yang disebut-sebut menurun tajam sejak agresi militer di Gaza.

Dokumen yang diperoleh media menunjukkan bahwa pemerintah Israel menandatangani kontrak senilai jutaan dolar dengan sejumlah perusahaan AS yang memiliki kedekatan dengan sekutu mantan Presiden Donald Trump dan jaringan evangelikal, dengan tujuan memperbaiki citra serta merebut kembali dukungan politik dan sosial dari basis tersebut.

Penurunan dukungan dari kelompok yang selama ini menjadi pendukung tradisional Israel di Amerika Serikat dinilai banyak pihak sebagai ancaman serius bagi keberlangsungan negara itu.

Untuk mencegah perpecahan lebih lanjut di kalangan konservatif dan evangelikal AS, Israel menggelontorkan dana besar bagi kampanye digital dan luring yang dirancang canggih — mencakup perekrutan influencer, pendekatan ke gereja, pemanfaatan kecerdasan buatan (AI), dan penyebaran konten secara masif di berbagai platform.

Menurut harian Haaretz, langkah kontra yang ditempuh Israel antara lain kontrak senilai 6 juta dolar AS yang ditandatangani pada Agustus lalu dengan perusahaan Clock Tower X, milik Brad Parscale, mantan manajer kampanye digital Donald Trump.

Dalam kontrak itu, perusahaan diminta memproduksi 100 konten utama per bulan beserta 5.000 variasinya, dengan target capaian hingga 50 juta tayangan setiap bulan.

Sekitar 80 persen dari konten tersebut diarahkan kepada kalangan muda Amerika melalui TikTok, Instagram, dan YouTube. Kampanye ini disebarkan melalui jaringan Salem Media Network, media Kristen konservatif yang memiliki lebih dari 200 stasiun radio dan situs web.

Kampanye lain dengan nilai sekitar 3 juta dolar AS diajukan oleh perusahaan Show Faith by Works milik konsultan evangelikal Partai Republik, Chad Schnitger. Inisiatif ini menargetkan gereja dan organisasi Kristen di wilayah barat AS untuk menguatkan kembali dukungan kepada Israel dengan narasi yang mengaitkan keyakinan Alkitab dengan sikap pro-Israel.

Pesan-pesan yang digunakan antara lain pernyataan seperti “rakyat Palestina memilih Hamas” dan klaim bahwa warga Palestina “merayakan serangan 7 Oktober” serta “melindungi teroris.”

Dalam dokumen pengajuan, kampanye ini juga disebut akan melibatkan “kampanye geofencing terbesar dalam sejarah AS,” dengan pemetaan digital terhadap setiap gereja besar dan kampus Kristen di California, Arizona, Nevada, dan Colorado pada saat ibadah berlangsung. Melalui data komersial, para jemaat dan mahasiswa akan diidentifikasi dan kemudian dibanjiri pesan-pesan digital pro-Israel.

Target audiens diperkirakan mencapai delapan juta jemaat gereja dan empat juta mahasiswa Kristen.

Selain itu, proyek terpisah bernama Esther Project bernilai 1 juta dolar AS ditandatangani dengan konsultan Washington Bridges Partners, yang dipimpin mantan atase pariwisata Israel Uri Steinberg dan Yair Levi.

Proyek ini melibatkan 14 hingga 18 influencer untuk memproduksi hingga 30 unggahan di media sosial setiap bulan di platform seperti Instagram, TikTok, YouTube, dan X.

Sebelumnya, pemerintah Israel juga dikabarkan telah mengalokasikan ratusan ribu shekel untuk membawa sejumlah influencer sayap kanan Amerika ke Israel, termasuk mengunjungi permukiman ilegal di Tepi Barat dalam rangka kegiatan PR yang dinilai memiliki “nilai diplomatik dan propaganda tinggi.”

Tidak hanya melalui manusia, Israel juga memanfaatkan kecerdasan buatan. Dalam kontrak dengan Clock Tower X, disebutkan adanya “Operasi Pencarian dan Bahasa” yang menargetkan mesin pencari dan platform AI generatif seperti ChatGPT dan Claude. Tujuannya, memengaruhi cara alat-alat tersebut merespons dan membingkai isu terkait Israel, Palestina, serta konflik di Gaza.

Kontrak lain senilai sekitar 2,5 juta dolar AS ditandatangani dengan firma komunikasi SKDKnickerbocker. Proyek ini mencakup penyebaran bot di berbagai platform seperti TikTok, Instagram, LinkedIn, dan YouTube untuk “membanjiri ruang digital” dengan pesan-pesan resmi Kementerian Luar Negeri Israel.

Selain itu, lima juru bicara juga akan direkrut untuk menyampaikan pesan pro-Israel melalui berbagai media.

Pizaro Idrus
Pizaro Idrus
Kandidat PhD bidang Hubungan Internasional Universitas Sains Malaysia. Peneliti Asia Middle East Center for Research and Dialogue
ARTIKEL TERKAIT
- Advertisment -spot_img

Terpopuler