Sebuah kelompok medis Sudan, Sudan Doctors Network, meminta bantuan darurat bagi 243 ibu hamil yang mengungsi akibat serangan oleh Pasukan Dukungan Cepat (Rapid Support Forces/RSF) di kota El-Fasher, Darfur Barat.
Dalam pernyataannya, kelompok medis itu menyebutkan bahwa timnya mencatat lebih dari 100 ibu hamil tiba di kota Tawila di negara bagian Darfur Utara. Sementara itu, 143 ibu hamil lainnya tiba di kamp Al-Dabba di Negara Bagian Utara.
“Kasus keguguran tercatat saat para wanita melarikan diri dari El-Fasher di tengah kondisi yang sangat keras,” kata Sudan Doctors Network.
Kelompok ini menyerukan kepada organisasi internasional dan kemanusiaan untuk segera memberikan dukungan dan memperkuat layanan kesehatan serta medis bagi warga sipil yang mengungsi di wilayah tersebut.
Mereka juga menekankan perlunya perlindungan bagi para ibu, penyediaan lingkungan yang aman untuk persalinan, serta pengurangan risiko kesehatan bagi perempuan dan anak perempuan yang mengungsi.
Menurut perkiraan International Organization for Migration (IOM), lebih dari 100.000 warga sipil telah meninggalkan El-Fasher sejak RSF menguasai kota tersebut pada 26 Oktober lalu.
Kelompok pemberontak ini kini mengendalikan lima dari 18 negara bagian Sudan di Darfur, sementara tentara menguasai sebagian besar dari 13 negara bagian lainnya, termasuk Khartoum.
Darfur mencakup sekitar seperlima wilayah Sudan, namun sebagian besar penduduk negara itu yang berjumlah 50 juta jiwa tinggal di wilayah yang dikuasai tentara.
Konflik antara tentara Sudan dan RSF yang berlangsung sejak April 2023 telah menewaskan sedikitnya 40.000 orang dan memaksa 12 juta orang mengungsi, menurut data Organisasi Kesehatan Dunia (WHO).


