Militer Israel tengah mengalami gelombang permintaan pengunduran diri dan pensiun dini yang belum pernah terjadi sebelumnya, menandai semakin parahnya krisis tenaga kerja di berbagai unit militer.
Demikian dilaporkan situs Aljazeera Arabic pada Rabu (19/11).
Pihak militer mengumumkan bahwa 300 perwira dan prajurit yang bertugas permanen telah mengajukan permintaan resmi untuk segera mengakhiri masa dinas mereka, sebuah langkah yang dianggap tak lazim baik dari segi jumlah maupun waktu pengajuan.
600 Permintaan Pensiun Dini
Dalam perkembangan lain, Direktorat Urusan Personel militer Israel memaparkan di depan Komite Sub-Divisi Tenaga Kerja dalam Komite Luar Negeri dan Pertahanan Knesset, sekitar 600 prajurit aktif – termasuk perwira senior dan bintara berpengalaman – telah mengajukan pensiun dini.
Berdasarkan pemaparan dalam sidang tersebut, fenomena ini merupakan bagian dari krisis besar di kalangan prajurit berpengalaman, yang berkaitan dengan memburuknya kondisi dinas, tekanan finansial, serta tuntutan Kementerian Keuangan untuk mengurangi hak-hak dan tunjangan militer.
Pejabat militer juga menyebutkan bahwa dalam beberapa bulan terakhir, institusi militer terpaksa menunda pensiun sejumlah personel kunci karena posisi mereka yang sensitif, menegaskan bahwa “tidak ada pengganti yang siap untuk menggantikan mereka” sementara kebutuhan operasional masih terus berlanjut.
Perkembangan ini, sebagaimana disampaikan dalam pemaparan kepada komisi, menunjukkan kemunduran kemampuan militer Israel mempertahankan tenaga profesional, di tengah meningkatnya tekanan sumber daya manusia serta ketegangan yang terus berlanjut terkait kondisi dinas dan gaji prajurit tetap.
