Friday, November 21, 2025
HomeBeritaIsrael tahan 1.630 anak Palestina sejak genosida Gaza

Israel tahan 1.630 anak Palestina sejak genosida Gaza

kelompok pembela hak tahanan Palestina pada Kamis menyatakan bahwa lebih dari 1.630 anak telah ditangkap pasukan Israel di Tepi Barat sejak Oktober 2023, sementara puluhan lainnya ditahan di Gaza. Pernyataan ini disampaikan bertepatan dengan peringatan Hari Anak Sedunia.

Organisasi yang terdiri dari Otoritas Tahanan dan Mantan Tahanan Palestina, Klub Tahanan Palestina, serta Addameer—lembaga yang mendukung tahanan dan hak asasi manusia—menyebut tindakan Israel tersebut sebagai bagian dari kampanye sistematis terhadap anak-anak Palestina, kelompok yang dinilai paling rentan terhadap pelanggaran dalam beberapa dekade terakhir.

Selain melakukan penangkapan, pasukan Israel disebut melakukan penggerebekan malam di rumah keluarga, menghalangi akses pendidikan, serta melancarkan serangan mematikan terhadap anak-anak.

Dalam pernyataannya, kelompok-kelompok tersebut menilai bahwa anak-anak Palestina “membayar harga atas keberadaan mereka dalam realitas yang dikuasai oleh dominasi kolonial, yang tidak membedakan antara yang muda dan tua”.

Pernyataan itu juga menyoroti bahwa, menurut otoritas Gaza, puluhan ribu anak Palestina telah tewas sejak Oktober 2023, masa yang digambarkan sebagai “titik balik yang berbahaya dan belum pernah terjadi sebelumnya”.

Banyak anak yang ditahan dilaporkan mengalami penghilangan paksa, tidak diperbolehkan dikunjungi keluarga, serta ditahan tanpa dakwaan maupun proses peradilan.

Saat ini Israel disebut menahan sekitar 350 anak Palestina, termasuk dua anak perempuan, dalam kondisi yang dinilai tidak memenuhi standar internasional bagi perlindungan anak. Para tahanan anak tersebut dilaporkan menghadapi kelaparan, isolasi, serta minim akses layanan kesehatan dan pendampingan hukum.

Dalam kesaksian yang dihimpun kelompok hak tahanan, sejumlah anak mengatakan bahwa penahanan mereka merupakan bagian dari kebijakan hukuman kolektif sejak pecahnya perang di Gaza. Mereka mengaku mengalami isolasi sengaja dan kekerasan berat oleh otoritas penjara Israel.

“Prosedur ini bukan hal baru, tetapi setelah perang pemusnahan di Gaza, praktik tersebut menjadi lebih keras, lebih meluas, dan berdampak lebih dalam terhadap kehidupan anak-anak yang ditahan,” bunyi pernyataan itu.

Lebih dari 90 anak kini ditahan Israel tanpa dakwaan melalui mekanisme penahanan administratif, yang memungkinkan seseorang ditahan tanpa batas waktu tanpa proses peradilan terbuka.

Kelompok pembela hak tahanan itu mendesak negara-negara untuk menekan Israel menghentikan pelanggaran terhadap anak-anak Palestina, seraya menekankan perlunya penegakan pendapat penasihat Mahkamah Internasional (ICJ) terkait pendudukan Israel.

Di Gaza, tempat ICJ menilai Israel “secara masuk akal dapat dianggap melakukan genosida”, otoritas setempat mencatat hampir 20.000 anak tewas sejak perang dimulai. Pada September lalu, lembaga Save the Children menyebut angka tersebut setara dengan satu anak tewas setiap jam sejak Oktober 2023.

 

Pizaro Idrus
Pizaro Idrus
Kandidat PhD bidang Hubungan Internasional Universitas Sains Malaysia. Peneliti Asia Middle East Center for Research and Dialogue
ARTIKEL TERKAIT
- Advertisment -spot_img

Terpopuler