Pasukan Penjaga Perdamaian PBB di Lebanon (UNIFIL) melaporkan, Kamis (21/11/2025), bahwa pihaknya telah mencatat lebih dari 10.000 pelanggaran udara dan darat di wilayah Lebanon sejak gencatan senjata antara Israel dan Hizbullah berlaku pada akhir 2024.
UNIFIL menyatakan, “ketenangan yang rapuh masih berlaku di sepanjang Garis Biru,” yang menandai garis penarikan pasukan Israel dari Lebanon pada 2000.
Misi PBB tersebut menambahkan bahwa para penjaga perdamaian, bekerja sama dengan Tentara Lebanon, melakukan patroli harian “untuk mencegah eskalasi dan membantu memulihkan stabilitas di Lebanon selatan.”
Sejak gencatan senjata diberlakukan pada November 2024, UNIFIL mencatat “lebih dari 7.500 pelanggaran udara dan hampir 2.500 pelanggaran darat di utara Garis Biru,” di wilayah Lebanon.
Selain itu, UNIFIL melaporkan telah menemukan “lebih dari 360 tempat penyimpanan senjata yang ditinggalkan,” yang kemudian diserahkan kepada Tentara Lebanon.
Pada 5 September lalu, pemerintah Lebanon menyetujui rencana tentara untuk memastikan semua senjata hanya dikuasai oleh negara. Pelaksanaan rencana ini akan menyesuaikan dengan sumber daya yang tersedia. Namun, Hizbullah tetap menolak seruan untuk menyerahkan senjatanya.


