Amerika Serikat terus mendorong inisiatif membentuk “zona aman bebas Hamas” di wilayah Gaza yang berada di bawah pendudukan Israel.
Laporan The Wall Street Journal menyebut pejabat AS tengah memusatkan perhatian pada pembangunan komunitas baru untuk menarik warga Palestina menjauh dari kawasan yang masih berada di bawah pengaruh Hamas.
Dalam laporan itu disebutkan, insinyur AS terlibat aktif dalam perencanaan pemukiman baru yang digambarkan sebagai “green zone”.
Zona ini mencakup sekitar separuh wilayah Gaza yang masih berada di bawah kendali militer Israel, sehingga proyek pembangunan dapat dilakukan tanpa kehadiran Hamas.
Rencana tersebut membagi Gaza ke dalam penandaan yang jelas: wilayah yang dikuasai Hamas diberi label “merah”, dengan akses terbatas dan bantuan rekonstruksi yang minimal; sementara area yang dikuasai Israel disebut “hijau”, terbuka untuk investasi dan pembangunan.
Proses perencanaan melibatkan tim teknik AS untuk melakukan survei lokasi dan pembukaan lahan awal. Upaya ini merupakan bagian dari rencana yang lebih besar untuk melemahkan Hamas sebagaimana digariskan dalam rencana “perdamaian 20 poin” Presiden AS Donald Trump. Meski demikian, pelaksanaannya dinilai sulit direalisasikan dalam waktu dekat.
Untuk saat ini, fokus diarahkan pada pembuatan alternatif permukiman yang dinilai dapat mengikis dukungan warga terhadap Hamas dengan menawarkan standar hidup yang lebih baik.
Gencatan senjata rapuh
Latar belakang rencana ini muncul dari gencatan senjata rapuh yang tercapai awal tahun ini, termasuk pemulangan para sandera yang tersisa dan penarikan sebagian pasukan Israel dari sejumlah wilayah.
Namun, Gaza tetap terbelah oleh garis pemisah yang memisahkan bagian utara yang dikuasai Israel dan bagian selatan yang dikuasai Hamas. Garis pemisah ini kerap disebut sebagai “garis kuning”.
AS juga mendorong pembentukan pasukan stabilisasi internasional untuk “menyediakan keamanan”. Dewan Keamanan PBB telah mengesahkan resolusi yang mendukung pembentukan pasukan tersebut.
Para pengkritik menilai pendekatan ini dapat memperkuat pembagian jangka panjang di Gaza, menyebabkan zona merah terabaikan dan memperburuk krisis kemanusiaan di wilayah tersebut.
Belum ada kepastian waktu pelaksanaan, meskipun beberapa persiapan awal telah dimulai. Tim AS bekerja sama dengan otoritas Israel untuk menentukan lokasi permukiman baru, dengan prioritas pada ketersediaan air dan energi.
Paket insentif ekonomi juga disiapkan, dengan kemungkinan pendanaan internasional yang difokuskan hanya pada zona hijau guna mendorong penciptaan lapangan kerja dan pembangunan.


