Tuesday, November 25, 2025
HomeBeritaChina akan buka kembali kedutaan di Suriah

China akan buka kembali kedutaan di Suriah

China akan membuka kembali kedutaannya di ibu kota Suriah, Damaskus, pada awal 2026 serta memberikan bantuan kemanusiaan bagi rakyat Suriah, kata pejabat senior Kementerian Luar Negeri Suriah kepada Anadolu.

Delegasi Suriah yang dipimpin Menteri Luar Negeri Asaad al-Shaibani melakukan kunjungan resmi ke Beijing pada 17 November untuk bertemu dengan Menlu China, Wang Yi. Menurut Ashhad Salibi, wakil direktur Departemen Rusia dan Eropa Timur di Kementerian Luar Negeri Suriah, kunjungan tersebut menandai “awal fase baru” dalam kebijakan luar negeri Damaskus.

“Pembicaraan kami di China menandai periode yang menjanjikan, terutama dalam hal menghidupkan kembali perdagangan dan reaktivasi misi diplomatik,” kata Salibi.

Pemulihan hubungan diplomatik

Salibi mencatat bahwa, seperti Rusia, Beijing telah mengambil langkah nyata untuk memulihkan hubungan. “Saat rezim (Baath) runtuh pada 8 Desember dan kami memasuki Damaskus, China menutup kedutaan dan memindahkannya ke Lebanon. Sejak itu, hubungan tidak kembali ke tingkat sebelumnya,” ujarnya.

Ia menambahkan, persiapan administratif dan logistik sedang berlangsung, dan misi diplomatik diperkirakan siap pada awal tahun depan. Selama ini, pengusaha dan pelajar Suriah kesulitan mendapatkan visa ke China, sehingga Damaskus mendorong percepatan proses pembukaan kembali kedutaan.

Salibi menekankan bahwa Suriah ingin menjalankan diplomasi yang seimbang dan efektif, membangun hubungan “kuat, solid, dan strategis” dengan semua negara. Diplomasi seimbang tersebut dianggap penting untuk pemulihan ekonomi dan stabilitas keamanan, sekaligus menghidupkan kembali hubungan Suriah dengan negara-negara Timur.

Bantuan 380 juta Yuan

“Menlu China menjanjikan bantuan senilai 380 juta yuan untuk rakyat Suriah dan memberikan instruksi jelas terkait pembukaan kembali kedutaan,” kata Salibi.

Ia menyebut investasi China di Suriah sebagai salah satu isu paling krusial, terutama terkait rekonstruksi dan reintegrasi Suriah ke dalam sistem internasional. China menunjukkan minat pada sektor pertanian, energi, transportasi, infrastruktur, dan teknologi.

Salibi menambahkan, kemampuan konstruksi cepat dan biaya yang kompetitif dari perusahaan China akan mendorong persaingan di pasar Suriah dan mempercepat proyek-proyek rekonstruksi. Suriah sangat mengandalkan teknologi maju dan daya saing global China, sehingga diperlukan kesepakatan dan pengaturan baru.

Bantah serahkan Uighur

Salibi juga membantah laporan bahwa pemerintah Suriah berencana menyerahkan 400 pejuang Uighur ke China. “Saya membaca laporan itu setelah pertemuan kami. Tidak ada diskusi sama sekali tentang penyerahan individu yang dicari atau hal serupa—bahkan tidak masuk agenda pertemuan,” ujarnya.

Pizaro Idrus
Pizaro Idrus
Kandidat PhD bidang Hubungan Internasional Universitas Sains Malaysia. Peneliti Asia Middle East Center for Research and Dialogue
ARTIKEL TERKAIT
- Advertisment -spot_img

Terpopuler