Perdana Menteri Israel Netanyahu Hadir di Pengadilan untuk Pertama Kalinya Sejak Ajukan Permohonan Grasi
Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu hadir di Pengadilan Distrik Tel Aviv pada Senin (4/12) untuk pertama kalinya sejak ia mengajukan permohonan pengampunan kepada Presiden Isaac Herzog terkait kasus korupsi yang menjeratnya.
Pada Minggu (3/12), Netanyahu secara resmi meminta Presiden Israel untuk memberikan pengampunan dari tuduhan korupsi yang telah membelitnya selama bertahun-tahun.
Permohonan ini memicu perpecahan di Israel, karena banyak pihak yang menentang pemberian pengampunan, kecuali Netanyahu mengakui kesalahannya dan berjanji untuk mundur dari dunia politik.
Menurut Channel 12 Israel, sesi persidangan Netanyahu dimulai pada Senin tanpa pengadilan membahas permohonan pengampunan tersebut.
Saluran televisi tersebut menambahkan bahwa Netanyahu meminta pembatalan kehadirannya pada sidang Selasa (5/12), dengan alasan “jadwal diplomatik dan keamanan.”
Para hakim menyatakan bahwa mereka akan mempertimbangkan permohonan tersebut, menurut laporan tersebut.
Sejak persidangannya dimulai pada 24 Mei 2020, Netanyahu beberapa kali meminta untuk membatalkan atau mempersingkat sesi persidangannya, dengan alasan perjalanan, masalah keamanan, alasan politik, atau karena keterlibatannya dalam kampanye militer Israel di Gaza selama dua tahun terakhir.
Netanyahu, yang merupakan pemimpin Israel pertama yang menjadi terdakwa dalam sejarah negara tersebut, menghadapi tiga perkara korupsi terpisah, yang semuanya ia bantah.
Selain itu, Netanyahu juga menghadapi tuduhan kejahatan perang dan kejahatan terhadap kemanusiaan, dengan Pengadilan Pidana Internasional (ICC) mengeluarkan surat perintah penangkapan untuk dirinya dan mantan Menteri Pertahanan Yoav Gallant pada November 2024 terkait kejahatan yang terjadi di Gaza. Sejak Oktober 2023, lebih dari 70.000 orang, sebagian besar perempuan dan anak-anak, telah tewas dalam konflik tersebut.


