Tuesday, December 2, 2025
HomeAnalisis dan OpiniANALISIS - Pengajuan grasi korupsi Netanyahu dan dilema politik presiden Israel

ANALISIS – Pengajuan grasi korupsi Netanyahu dan dilema politik presiden Israel

Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu pada Senin (1/12) mengajukan permohonan resmi kepada Presiden Isaac Herzog untuk diberikan pengampunan atas tuduhan korupsi yang membelitnya. Namun permohonan tersebut memicu perdebatan politik di Israel.

Pada Minggu (3/12), Netanyahu secara resmi meminta Herzog untuk mengampuni dirinya dari tuduhan korupsi yang telah memburunya selama bertahun-tahun. Permohonan ini langsung menimbulkan ketegangan di Israel, di mana banyak pihak yang menentang pemberian pengampunan kecuali Netanyahu mengakui kesalahannya dan berjanji untuk mundur dari politik.

Presiden AS Donald Trump juga telah mendesak Herzog untuk memberikan pengampunan kepada Netanyahu, yang telah memimpin pemerintahan Israel sejak akhir 2022. Para pendukung permohonan ini berpendapat bahwa pengampunan terhadap Netanyahu akan mengembalikan persatuan di kalangan masyarakat Israel dan mengakhiri perpecahan yang terjadi.

Menurut informasi yang bocor dari kantor Netanyahu, proses tinjauan permohonan grasi oleh Presiden Herzog dapat memakan waktu beberapa minggu.

Sejak persidangannya dimulai pada Mei 2020, Netanyahu berulang kali meminta pembatalan atau pemendekan sesi persidangan dengan alasan perjalanan, masalah keamanan, alasan politik, atau karena keterlibatannya dalam operasi militer Israel di Gaza.

Netanyahu, yang merupakan pemimpin Israel pertama yang menjadi terdakwa dalam sejarah negara tersebut, menghadapi tiga kasus korupsi yang terpisah, yang semuanya ia bantah.

Harga Politik untuk Pengampunan

Saluran penyiaran publik KAN melaporkan bahwa suasana di Kantor Presiden menunjukkan bahwa pemberian pengampunan kepada Netanyahu tidak akan tanpa harga politik. Herzog disebut tengah mempertimbangkan untuk mengharuskan Netanyahu mundur dari jabatannya, setidaknya untuk sementara waktu, serta menghentikan amandemen yudisial yang kontroversial, jika ia memutuskan untuk menyetujui permohonan grasi tersebut.

Herzog dilaporkan akan memberikan pengampunan hanya dengan “harga politik yang jelas,” dan tidak akan memberikan pengampunan “tanpa syarat” seperti yang diminta oleh Netanyahu. Jika pengampunan diberikan, Netanyahu mungkin baru dapat kembali ke dunia politik setelah pemilu 2026, dengan syarat ia menang, namun tidak selama masa pengampunan.

Namun, kantor Presiden Israel membantah laporan ini, menyatakan bahwa pembahasan mengenai permohonan pengampunan “belum dimulai.” Dalam sebuah pernyataan, disebutkan bahwa saat ini pengumpulan pendapat profesional dari pihak berwenang masih berlangsung, dan Herzog menegaskan bahwa ia tidak akan tunduk pada tekanan dari pihak manapun.

Pemilu Dini sebagai Tukar Pengampunan

Sumber yang tidak disebutkan namanya di kantor Netanyahu mengungkapkan bahwa mundur dari politik bukanlah pilihan yang dibahas dalam permohonan grasi tersebut. Mereka menambahkan bahwa permohonan itu diajukan “dengan koordinasi penuh dengan Presiden Trump,” dan mereka berharap Trump akan segera mengumumkan dukungannya terhadap permohonan tersebut.

Pada 13 November, Trump mengirim surat resmi kepada Herzog, mendesak agar Netanyahu diberikan pengampunan. Namun, KAN mengutip sumber politik Israel yang mengatakan bahwa setelah surat tersebut, “tidak ada pembicaraan lebih lanjut antara Gedung Putih dan Kantor Presiden Israel mengenai hal ini.”

Channel 13 Israel melaporkan pada Minggu (3/12) bahwa Netanyahu diperkirakan tidak akan setuju untuk mundur dari dunia politik, dan menambahkan bahwa “ia mungkin setuju untuk menerima pengampunan dengan syarat pemilu dini.”

Selama dua tahun terakhir, Netanyahu telah menolak seruan oposisi untuk mengadakan pemilu dini, di tengah tuduhan kegagalan dan otoritarianisme. “Diperkirakan Herzog akan menyetujui pengampunan dengan imbalan pemilu dini,” kata outlet tersebut.

Pengampunan atau Pembatalan Persidangan?

Negosiasi terkait permohonan pengampunan diperkirakan akan terus berlangsung selama beberapa minggu. Namun, menurut pihak-pihak yang dekat dengan Netanyahu, mereka menyatakan bahwa mereka tidak akan terlibat dalam negosiasi langsung atau tidak langsung mengenai pengampunan. “Ini pengampunan tanpa syarat atau perdana menteri akan melanjutkan persidangan hingga ia dibebaskan,” kata mereka.

Channel 13 mengutip sumber dari Kementerian Kehakiman yang mengatakan bahwa permohonan ini “bukan permohonan untuk pengampunan, melainkan permohonan untuk membatalkan persidangan atau dibebaskan.” Mereka menggambarkan permohonan tersebut sebagai “surat ancaman,” dengan mengatakan bahwa Netanyahu mengklaim bahwa jika ia tidak diberikan pengampunan, “ia akan melanjutkan perubahan yudisial dan menghancurkan media bebas.”

Pemerintah Netanyahu tetap berkeras untuk meloloskan amandemen yudisial yang mereka klaim akan memperkuat pemisahan kekuasaan, sementara oposisi berpendapat bahwa perubahan tersebut bertujuan untuk mengendalikan lembaga peradilan.

Tanggapan Keras Media dan Publik

Harapannya, menurut surat kabar Haaretz, respons yang tepat terhadap permohonan pengampunan Netanyahu adalah “jawaban tegas tidak”. “Meski meminta pengampunan, Netanyahu terus menyiratkan bahwa kasus-kasus tersebut dibuat-buat dan menggambarkan aparat penegak hukum sebagai organisasi kriminal,” kata Haaretz.

Surat kabar tersebut menyebut permohonan ini sebagai “tindakan agresif yang berusaha memanfaatkan institusi pengampunan untuk membatalkan keadilan dan meruntuhkan kesetaraan di hadapan hukum,” bukan sebagai usaha untuk menyembuhkan perpecahan. Mereka memperingatkan bahwa memberikan pengampunan kepada Netanyahu akan mengirimkan pesan yang jelas kepada para terdakwa kuat di masa depan: “Serang institusi negara, beri tekanan politik, langgar semua aturan—dan akhirnya kamu akan dihargai.”

Menurut Haaretz, ini akan menjadi kemenangan besar bagi Netanyahu, dan sejarah kemungkinan akan mencatat Herzog sebagai seseorang yang bertindak dengan pemerasan.

Kasus Korupsi Netanyahu:

  • Kasus 1000: Tuduhan bahwa Netanyahu dan istrinya menerima hadiah mahal dari pengusaha sebagai imbalan atas bantuan politik.

  • Kasus 2000: Dugaan negosiasi dengan Arnon Mozes untuk mendapatkan liputan media yang menguntungkan.

  • Kasus 4000: Tuduhan pemberian keuntungan regulasi kepada Shaul Elovitch, pemilik Walla dan Bezeq, sebagai imbalan atas liputan media yang positif.

Selain itu, Netanyahu juga menghadapi tuduhan kejahatan perang dan kejahatan terhadap kemanusiaan terkait dengan kekerasan di Gaza, di mana lebih dari 70.000 orang, sebagian besar perempuan dan anak-anak, tewas sejak Oktober 2023.

Pizaro Idrus
Pizaro Idrus
Kandidat PhD bidang Hubungan Internasional Universitas Sains Malaysia. Peneliti Asia Middle East Center for Research and Dialogue
ARTIKEL TERKAIT
- Advertisment -spot_img

Terpopuler