Wednesday, December 3, 2025
HomeBeritaJurnalis Palestina tewas dalam serangan Israel di Gaza Selatan

Jurnalis Palestina tewas dalam serangan Israel di Gaza Selatan

Seorang jurnalis Palestina tewas dalam serangan Israel di Jalur Gaza bagian selatan pada Selasa, meskipun gencatan senjata yang didukung Presiden AS Donald Trump masih berlaku, menurut laporan Anadolu.

Sumber medis menyatakan bahwa fotografer Mahmoud Wadi meninggal akibat serangan drone Israel di Khan Younis bagian tengah, wilayah yang tidak termasuk zona kuning yang berada di bawah kontrol Israel.

Belum ada pernyataan resmi dari Kantor Media Pemerintah Gaza terkait insiden ini.

Menurut data terakhir yang dirilis kantor tersebut pada akhir Oktober, sebanyak 256 jurnalis telah tewas di Gaza sejak 8 Oktober 2023. Kematian Wadi menambah jumlah itu menjadi 257.

Ayah Wadi, Issam, menggambarkan serangan tersebut sebagai “gempa yang mengguncang tenda.”
“Saya tidak pernah menyangka kehilangan Mahmoud, yang bukan hanya anak saya tetapi juga teman. Ia tumbuh besar di studio fotografi,” ujarnya kepada Anadolu.

Ia mengatakan bahwa putranya bekerja di area yang dinilai aman sesuai ketentuan gencatan senjata. “Namun Israel tidak menghormati janji apa pun,” katanya.

Rekan Wadi, Muhammad Abu Ubaid, koresponden Al-Alam TV di Gaza, menyebut almarhum dikenal karena kerja kemanusiaannya.
“Ia mungkin tidak dikenal semua orang, tetapi masyarakat yang kesulitan sangat mengenalnya. Ia selalu membantu,” katanya.
Abu Ubaid mengaku baru bertemu Wadi pada malam sebelumnya dan membicarakan rencananya untuk membesarkan putra kecilnya. “Kami berjanji bertemu hari ini di RS Nasser, tetapi saya justru mendapat kabar bahwa ia telah gugur,” tuturnya sambil menangis.

Institusi media internasional berulang kali meminta Israel menghentikan serangan mematikan terhadap jurnalis di Gaza, namun seruan tersebut tidak digubris.
Sebagian warga Palestina menilai serangan terhadap jurnalis sebagai upaya membatasi liputan mengenai kondisi di wilayah tersebut.

Gencatan senjata di Gaza mulai berlaku pada 10 Oktober sebagai bagian dari rencana Gaza yang didorong Trump, menghentikan dua tahun serangan Israel yang, menurut otoritas setempat, telah menewaskan lebih dari 70.000 warga Palestina—mayoritas perempuan dan anak-anak—serta melukai lebih dari 171.000 orang sejak Oktober 2023.

Israel dituduh beberapa kali melanggar kesepakatan dengan menembaki warga sipil di wilayah yang berada di luar kendalinya, sementara Hamas menyatakan mematuhi perjanjian dan meminta AS menekan Israel agar mengikuti komitmen tersebut.

Data Kementerian Kesehatan Gaza menunjukkan sedikitnya 356 warga Palestina tewas dan lebih dari 900 orang terluka akibat serangan Israel sejak gencatan senjata diberlakukan.

Pizaro Idrus
Pizaro Idrus
Kandidat PhD bidang Hubungan Internasional Universitas Sains Malaysia. Peneliti Asia Middle East Center for Research and Dialogue
ARTIKEL TERKAIT
- Advertisment -spot_img

Terpopuler