Sembilan warga sipil tewas, termasuk empat bocah dan tujuh lainnya luka-luka pada Kamis dalam serangan yang dilakukan Pasukan Dukungan Cepat (RSF) di Kordofan Selatan, Sudan bagian selatan, menurut keterangan tenaga medis setempat.
Dalam pernyataannya, Sudan Doctors Network melaporkan bahwa drone bunuh diri yang diluncurkan RSF dan sekutunya, Sudan People’s Liberation Movement–North (SPLM-N), menghantam sebuah taman kanak-kanak dan sejumlah fasilitas sipil di kota Kalogi.
Kelompok medis itu menyebut empat anak dan dua perempuan termasuk di antara para korban.
Sudan Doctors Network mengecam serangan drone tersebut sebagai “pelanggaran berat hukum humaniter internasional dan kelanjutan dari serangan yang menyasar warga sipil dan infrastruktur vital.”
Mereka menyatakan RSF bertanggung jawab penuh dan mendesak Perserikatan Bangsa-Bangsa serta organisasi-organisasi hak asasi manusia mengambil langkah nyata untuk menghentikan serangan terhadap warga sipil oleh kelompok pemberontak itu.
Hingga berita ini diturunkan, RSF belum memberikan komentar.
Tiga negara bagian Kordofan—Kordofan Utara, Barat, dan Selatan—selama beberapa pekan terakhir dilanda pertempuran sengit antara militer Sudan dan RSF, yang memaksa puluhan ribu warga mengungsi.
Dari 18 negara bagian Sudan, RSF menguasai lima negara bagian di wilayah Darfur di bagian barat, kecuali sebagian wilayah utara Darfur Utara yang masih berada di bawah kendali militer. Sementara itu, militer Sudan menguasai sebagian besar wilayah di 13 negara bagian lainnya, termasuk ibu kota Khartoum.
Konflik antara militer Sudan dan RSF yang pecah pada April 2023 telah menewaskan sedikitnya 40.000 orang dan membuat 12 juta warga mengungsi, menurut Organisasi Kesehatan Dunia (WHO).


