Tuesday, December 9, 2025
HomeBeritaMenlu Suriah ungkap berkonsultasi dengan Rusia sebelum Assad jatuh

Menlu Suriah ungkap berkonsultasi dengan Rusia sebelum Assad jatuh

Menteri Luar Negeri Suriah Asaad al-Shaibani mengungkapkan rincian baru mengenai jam-jam terakhir sebelum jatuhnya rezim Bashar al-Assad tahun lalu, termasuk pertemuan dengan pejabat Rusia untuk memberi penjelasan tentang perkembangan cepat yang berlangsung di dalam negeri.

Dalam film dokumenter terbaru Al Jazeera, Keys of Damascus, Shaibani mengatakan bahwa pihak oposisi telah melakukan negosiasi dan pertemuan langsung dengan Rusia di tengah pertempuran untuk mengamankan masa transisi dan merumuskan arah masa depan negara itu.

Komunikasi dengan Moskwa, menurut dia, “tidak pernah terhenti”. Ia menjelaskan bahwa tujuan komunikasi itu adalah untuk menetralkan apa yang ia sebut sebagai “variabel besar” yang berpotensi mengubah dinamika pertempuran di Suriah.

“Peran Rusia hadir bersama kami di ruang operasi, bahkan sebelum ruang operasi itu dibentuk,” ujarnya.

Menjelaskan alasan berbicara dengan Moskwa di tengah pertempuran, Shaibani mengatakan, “Kami memutuskan untuk berbicara dengan Rusia di tengah pertempuran.” Ia menyebut pembicaraan mendesak itu terutama bertujuan melindungi kepentingan Suriah ke depan.

“Apa bentuk kemitraan di masa depan Suriah? Jika terjadi momen kritis atau perubahan cepat—bahkan sehari sebelum kemenangan, atau 48 jam sebelum jatuhnya rezim—hal itu harus tetap terjaga,” katanya.

Shaibani menyebut pertemuan penting berlangsung pada 6 Desember di perbatasan Bab Al-Hawa dengan Turki, ketika pertempuran masih berlangsung.

“Dari suasana pertemuan dan bahkan lokasinya, Anda bisa membaca situasi medan tempur,” ucapnya.

Ia menegaskan sensitivitas momen tersebut: “Kami bertemu dengan pihak Rusia hanya beberapa jam sebelum rezim Assad jatuh dan menyampaikan perkembangan terbaru di negara itu.”

Rusia sebelumnya merupakan sekutu utama rezim Assad dan hingga kini masih memiliki dua pangkalan militer besar di Suriah.

Pada Senin pagi, masjid-masjid di seluruh Suriah mengumandangkan “seruan kemenangan” untuk menandai satu tahun tumbangnya Assad, menyusul imbauan dari Kementerian Wakaf.

Sejumlah kota dan provinsi, termasuk Damaskus, Ghautah, Daraa, Hama, Aleppo, Idlib, dan Latakia, menggelar parade militer dengan partisipasi publik yang luas.

Selama beberapa hari terakhir, warga Suriah di berbagai wilayah memperingati pembebasan mereka dari kekuasaan Assad melalui perayaan “Pertempuran Penangkal Agresi”, yang dimulai pada 27 November 2024 di Aleppo sebelum pasukan oposisi mencapai Damaskus 11 hari kemudian.

Bagi banyak warga Suriah, tumbangnya Assad pada 8 Desember 2024 dipandang sebagai akhir dari era panjang penindasan brutal yang ditandai dengan berbagai pelanggaran terhadap warga sipil selama 14 tahun pemberontakan.

Pizaro Idrus
Pizaro Idrus
Kandidat PhD bidang Hubungan Internasional Universitas Sains Malaysia. Peneliti Asia Middle East Center for Research and Dialogue
ARTIKEL TERKAIT
- Advertisment -spot_img

Terpopuler