Seorang pemimpin Hamas menuduh Israel berulang kali melanggar perjanjian gencatan senjata di Jalur Gaza dan menewaskan sekitar 400 warga Palestina sejak kesepakatan tersebut diberlakukan. Laporan ini disampaikan Anadolu pada Selasa.
Dalam pernyataannya, Ghazi Hamad menyebut militer Israel telah melakukan 813 pelanggaran gencatan senjata sejak 10 Oktober. Ia menilai situasi tersebut “sangat berbahaya”.
Hamad mengatakan hampir 400 warga Palestina, yang sebagian besar merupakan warga sipil, tewas dan 991 lainnya terluka akibat serangan Israel sejak gencatan senjata. Dari jumlah tersebut, 334 korban merupakan anak-anak dan 210 perempuan.
Menurut Hamad, pelanggaran yang dilakukan Israel meliputi pembunuhan, eksekusi, penembakan terhadap warga sipil, pemboman, serangan terarah, hingga pembunuhan yang ditargetkan. Ia juga menuding adanya pelanggaran nyata terkait masuknya bantuan kemanusiaan.
Hamas, kata Hamad, telah menyerahkan laporan harian terperinci kepada para mediator yang mendokumentasikan pelanggaran-pelanggaran tersebut. Ia memperingatkan bahwa tindakan Israel berpotensi mengancam kelangsungan perjanjian gencatan senjata.
Israel, lanjut Hamad, tidak memiliki hak untuk menargetkan anggota perlawanan selama masa gencatan senjata. Ia menuduh Tel Aviv kerap mengarang dalih, seperti dugaan adanya bahan peledak atau tembakan, tanpa disertai bukti, yang menurutnya telah diketahui tidak benar oleh para mediator.
Selain itu, Hamad menyebut Israel telah memperluas zona kendali tembakan di berbagai wilayah Gaza. Di wilayah utara, zona tersebut mencapai 700 hingga 1.000 meter, sekitar 1.300 meter di Kota Gaza, 1.150 meter di wilayah tengah, 1.100 meter di Khan Younis, dan sekitar 1.000 meter di Rafah.
Otoritas Palestina menyebut Israel saat ini menguasai lebih dari separuh wilayah Jalur Gaza dan terus menargetkan warga Palestina di wilayah lain di luar area pendudukannya.
Sejak Oktober 2023, Israel dilaporkan telah menewaskan hampir 70.700 warga Palestina—sebagian besar perempuan dan anak-anak—serta melukai lebih dari 171.000 orang. Serangan tersebut juga menyebabkan kehancuran luas di Jalur Gaza.


