Penasihat media UNRWA, Adnan Abu Hasna, mengungkapkan kondisi memprihatinkan terkait tantangan kemanusiaan dan operasional yang dihadapi badan PBB tersebut di tengah perang yang masih berlangsung dan blokade Israel. Ia menyoroti hambatan yang belum pernah terjadi sebelumnya di Jalur Gaza, Tepi Barat, dan Yerusalem Timur.
Dalam wawancara di program Seven O’Clock News Roya TV, Abu Hasna memaparkan data terbaru mengenai upaya UNRWA mempertahankan layanan dasar di tengah situasi ekstrem.
Layanan tetap berjalan di tengah kehancuran
Meski menghadapi tantangan besar, UNRWA disebut masih menjadi satu-satunya penyedia layanan esensial yang relatif stabil di Gaza, dengan mengandalkan sekitar 12.000 staf. Di sektor pendidikan, badan tersebut berhasil mengembalikan sekitar 300.000 anak ke bangku sekolah, yang dinilai menjadi penopang penting di tengah krisis.
Di bidang kesehatan, layanan diperluas melalui delapan klinik utama di seluruh Gaza serta 32 titik layanan medis tetap, yang didukung oleh 108 tim medis keliling. Secara keseluruhan, sekitar 16.000 pasien dilayani setiap hari.
Selain itu, layanan lingkungan dan sosial juga terus berjalan, termasuk pengangkutan ribuan ton sampah setiap pekan serta penyediaan air minum bersih dan dukungan psikososial bagi ratusan ribu warga.
Bantuan terhambat, krisis kemanusiaan memburuk
Abu Hasna menyebut Israel menghalangi masuknya pasokan pangan dan bantuan kemanusiaan senilai ratusan juta dolar AS. Sekitar 6.000 truk bantuan UNRWA yang saat ini tertahan di Yordania dan Mesir disebut membawa persediaan makanan yang cukup untuk memenuhi kebutuhan Gaza selama tiga bulan, serta tenda bagi sekitar 1,3 juta warga Palestina.
Ia memperingatkan bahwa blokade yang berkelanjutan memperparah kondisi di kamp-kamp pengungsi, di mana hujan dan limpasan limbah semakin memperburuk situasi kehidupan sehari-hari.
Menurut Abu Hasna, jika pengiriman bantuan tersebut diizinkan masuk ke Gaza, kondisi hidup warga dapat membaik secara signifikan.
Pernyataan ini menegaskan meningkatnya urgensi tindakan internasional, di saat UNRWA terus berjuang memenuhi kebutuhan dasar warga Palestina di tengah konflik dan blokade yang berkepanjangan.


