Friday, December 19, 2025
HomeBeritaKonferensi pasukan internasional Gaza, AS ogah undang Turki

Konferensi pasukan internasional Gaza, AS ogah undang Turki

Amerika Serikat menggelar forum internasional di Qatar pada Rabu (17/12/2025) untuk membahas rencana pembentukan International Stabilization Force (ISF) di Jalur Gaza. Lebih dari 45 negara hadir, mulai dari kekuatan besar Eropa dan Timur Tengah hingga negara kecil, namun Turki tidak diundang.

Konferensi ini digelar oleh US Central Command dan membahas struktur komando serta isu-isu lain yang belum terselesaikan terkait pasukan internasional tersebut.

Hadir antara lain Mesir, Indonesia, Qatar, Yordania, Uni Emirat Arab, Italia, Prancis, Inggris, dan Azerbaijan, menurut seorang pejabat Arab.

Seorang diplomat Eropa mengatakan, Turki—yang merupakan pendukung Hamas dan rival regional Israel—tidak diundang meski Ankara dan Doha menekan Gedung Putih agar Turki ikut berpartisipasi. Turki akan “hanya bisa melihat Gaza dari jauh,” kata Menteri Pertahanan Israel Israel Katz, sementara juru bicara kantor Perdana Menteri menegaskan, “Tidak akan ada pasukan Turki di darat.”

Forum tersebut juga membahas langkah selanjutnya, termasuk pertemuan staf militer pada Januari mendatang. Namun, mandat ISF, termasuk kemungkinan terlibat dalam pelucutan senjata Hamas, belum jelas. Hingga kini, AS telah mengirim permintaan resmi kepada lebih dari 70 negara untuk kontribusi pasukan atau dana, dan 19 negara menunjukkan kesediaan, meski sebagian besar hanya bersedia ditempatkan di wilayah yang dikendalikan Israel, di belakang Yellow Line.

Rencana fase kedua dari rencana perdamaian Gaza yang diusung AS mencakup pelucutan senjata Hamas, penarikan bertahap pasukan Israel, dan penyerahan pengelolaan administratif kepada badan teknokratis Palestina. Namun, negosiasi mengenai pelucutan senjata dengan Hamas masih rumit. Meski demikian, Hamas dikabarkan secara diam-diam bersedia menonaktifkan senjata berat di bawah pengawasan Mesir.

Beberapa negara, seperti Azerbaijan dan Indonesia, masih menunda keputusan resmi terkait partisipasi pasukan. Indonesia menyatakan siap menurunkan hingga 20.000 personel untuk tugas kesehatan dan konstruksi, namun masih dalam tahap perencanaan.

Ketegangan antara AS dan Israel juga muncul terkait fase kedua gencatan senjata. Presiden AS Donald Trump menekankan bahwa ISF “dalam bentuk tertentu, sudah berjalan,” dan semakin banyak negara bersedia mengirim pasukan jika diminta. Namun, Israel tetap menolak keberadaan militer Turki di Gaza meski hubungan Washington-Ankara relatif dekat, dan komunikasi terbatas tetap dijaga antara Israel dan Turki.

Keberadaan veto Israel terhadap Turki mempersulit upaya AS meyakinkan negara lain untuk berpartisipasi, karena beberapa calon kontributor menilai Turki diperlukan sebagai jaminan mengingat peranannya dalam mediasi gencatan senjata dan hubungannya dengan Hamas.

Pizaro Idrus
Pizaro Idrus
Kandidat PhD bidang Hubungan Internasional Universitas Sains Malaysia. Peneliti Asia Middle East Center for Research and Dialogue
ARTIKEL TERKAIT
- Advertisment -spot_img

Terpopuler