Tuesday, December 30, 2025
HomeBeritaHamas umumkan juru bicara baru usai Abu Ubaidah gugur

Hamas umumkan juru bicara baru usai Abu Ubaidah gugur

Sayap militer Hamas, Brigade Izz al-Din al-Qassam, pada Senin (29/12/2025) memperkenalkan juru bicara baru sekaligus mengonfirmasi kematian pendahulunya dalam serangan udara Israel di Gaza City pada Agustus lalu.

Dalam pidato rekaman yang disiarkan sejumlah media Arab, juru bicara baru itu mengungkapkan bahwa sosok yang selama ini dikenal dengan nama samaran Abu Obeida memiliki identitas asli Huthaifa Samir al-Kahlout. Hamas untuk pertama kalinya secara resmi mengonfirmasi identitas tersebut.

Juru bicara baru, yang identitasnya tidak diungkap ke publik, menyatakan akan menggunakan nama samaran yang sama, yakni Abu Obeida.

“Kami berduka atas wafatnya pemimpin besar Huthaifa Samir al-Kahlout, Abu Ibrahim, kepala aparat media al-Qassam, yang selama dua dekade menghadapi musuh dan menguatkan hati para pendukung,” ujar Abu Obeida versi terbaru dalam pernyataannya.

Ia juga memberikan penghormatan kepada sosok bertopeng dengan syal merah khas Palestina yang selama ini menjadi simbol suara Hamas. Menurutnya, Abu Obeida tidak pernah meninggalkan rakyatnya dalam masa-masa tergelap dan selalu berbicara dari medan pertempuran.

Dalam pernyataan yang sama, Hamas juga mengonfirmasi kematian Mohammed al-Sinwar, mantan komandan Brigade Izz al-Din al-Qassam, yang disebut tewas akibat serangan Israel pada Mei lalu. Selain itu, beberapa tokoh militer senior lainnya dipastikan meninggal dunia, termasuk Raed Saad yang tewas awal bulan ini.

Huthaifa Samir al-Kahlout diketahui menjabat sebagai juru bicara sayap militer Hamas selama lebih dari 20 tahun. Ia selalu tampil dengan wajah tertutup kain keffiyeh merah, sehingga hampir tidak ada informasi mengenai kehidupan pribadinya. Di dunia Arab, ia kerap dijuluki “sosok bertopeng”.

Kahlout dikenal luas melalui pidato-pidato televisinya yang berisi laporan situasi medan tempur, klaim keberhasilan militer Hamas, serta pernyataan yang menyasar Israel. Popularitasnya meningkat tajam setelah serangan mendadak Hamas ke Israel pada Oktober 2023 dan perang yang kemudian berlangsung di Jalur Gaza.

Meski informasi tentang kehidupannya terbatas, dalam wawancara pada 2005 ia pernah menyebut keluarganya terusir dari tanah asal mereka oleh milisi Zionis pada peristiwa Nakba 1948 dan kemudian menetap di sebuah kamp pengungsi di Jalur Gaza. Saat itu, ia mengisyaratkan usianya masih awal 20-an, yang menunjukkan ia kemungkinan lahir pada pertengahan 1980-an.

Sumber internal Hamas menyebutkan hanya segelintir orang yang mengetahui identitas aslinya sebelum ia meninggal dunia.

Nama Abu Obeida mulai digunakan Kahlout sebagai nama samaran sejak Intifada Kedua (2000–2005), saat ia pertama kali tampil di hadapan publik. Nama tersebut diyakini merujuk pada Abu Ubaidah ibn al-Jarrah, salah satu sahabat Nabi Muhammad yang dikenal sebagai panglima perang.

Penampilan publik pertamanya sebagai juru bicara Brigade al-Qassam terjadi pada 2004, ketika ia menggelar konferensi pers di tengah serangan darat Israel di Gaza utara. Sejak itu, ia menjadi satu-satunya juru bicara militer Hamas dan rutin menyampaikan pernyataan melalui media resmi organisasi tersebut.

Salah satu momen penting dalam perannya terjadi pada 2006, ketika ia mengumumkan penangkapan tentara Israel Gilad Shalit. Pada perang Gaza 2014, ia kembali mencuri perhatian setelah mengumumkan penangkapan tentara Israel lainnya, Shaul Aron, lengkap dengan nomor kartu identitasnya dalam sebuah video rekaman.

Di luar situasi perang, ia sesekali menyampaikan pernyataan politik. Pada 2022, setelah enam tahanan Palestina yang melarikan diri dari penjara Israel kembali ditangkap, ia menyatakan Hamas akan mengupayakan pembebasan mereka melalui pertukaran tahanan di masa depan.

Pidatonya yang paling banyak dikutip disampaikan pada 28 Oktober 2024, ketika ia mengkritik para pemimpin Arab karena dinilai gagal mengalirkan bantuan kemanusiaan ke Gaza. Ungkapan “na’udzubillah” atau “jangan sampai” yang digunakannya kemudian menjadi slogan populer di media sosial untuk menggambarkan sikap pasif para pemimpin Arab terhadap serangan Israel.

Israel disebut telah beberapa kali berupaya membunuhnya dalam dua dekade terakhir, termasuk dua kali sejak Oktober 2023. Pada April 2024, Amerika Serikat menjatuhkan sanksi terhadapnya dengan menyebutnya sebagai kepala “perang informasi” Hamas, dan menuduhnya memimpin operasi pengaruh siber Brigade al-Qassam.

Pizaro Idrus
Pizaro Idrus
Kandidat PhD bidang Hubungan Internasional Universitas Sains Malaysia. Peneliti Asia Middle East Center for Research and Dialogue
ARTIKEL TERKAIT
- Advertisment -spot_img

Terpopuler