Situs berita Amerika, Axios, melaporkan bahwa pekan lalu telah diadakan pertemuan rahasia antara Amerika Serikat, Israel, dan Otoritas Palestina terkait perbatasan Rafah antara Mesir dan Gaza.
Laporan ini dilansir situs Aljazeera Arabic pada Rabu, (17/7).
Pertemuan yang berlangsung di Tel Aviv itu membahas pembukaan kembali perbatasan Rafah sebagai bagian dari kesepakatan pertukaran dengan kelompok-kelompok perlawanan Palestina.
Pertemuan ini dihadiri oleh penasihat utama Presiden Joe Biden untuk urusan Timur Tengah, Brett McGurk.
Dalam pertemuan itu, Israel menyatakan Perdana Menteri Benjamin Netanyahu menentang campur tangan resmi Otoritas Palestina di perbatasan. Namun, Israel meminta pengiriman personel Otoritas Palestina ke perbatasan secara tidak resmi, yang ditolak oleh pihak Palestina.
Baca juga: Militer AS akhiri misi dermaga terapung Gaza
Baca juga: Israel dukung pembukaan pintu Rafah tanpa kehadiran Hamas
Pada Mei lalu, Axios melaporkan bahwa Israel mengusulkan partisipasi Otoritas Palestina secara tidak resmi dalam mengoperasikan perbatasan Rafah sebagai komite bantuan lokal, yang membuat marah Presiden Palestina Mahmoud Abbas.
Menurut pejabat, syarat Israel yang menyebut anggota Otoritas Palestina sebagai komite bantuan lokal membuat Abbas dan para penasihatnya marah, dan mereka menolak bekerja di perbatasan Rafah secara rahasia.
Axios menambahkan bahwa ini adalah usulan pertama sejak 7 Oktober lalu, di mana Israel setuju untuk membahas campur tangan Otoritas Palestina dalam mengelola Gaza.
Usulan ini muncul setelah penutupan perbatasan Rafah menyusul penguasaan militer Israel atas sisi Palestina dari perbatasan tersebut.
Sebelumnya, radio militer Israel melaporkan bahwa perbatasan Rafah tidak lagi dapat digunakan setelah sisi Palestina dihancurkan sepenuhnya.
Channel 12 Israel juga melaporkan bahwa militer Israel berencana membangun kembali perbatasan tersebut di lokasi baru dekat perbatasan Kerem Abu Salem, tempat pertemuan perbatasan Israel-Mesir.
Namun, dua sumber Mesir menegaskan bahwa Kairo menolak masuknya pasukan ke Gaza dan tetap mempertahankan lokasi perbatasan Rafah.
