Thursday, September 19, 2024
HomeHeadlineHamas siap negosiasi, Israel minta rapat darurat di DK PBB

Hamas siap negosiasi, Israel minta rapat darurat di DK PBB

mereka bisa saja dibebaskan dalam keadaan hidup jika Israel serius dalam mencapai kesepakatan pertukaran

Israel meminta Dewan Keamanan PBB untuk mengadakan rapat darurat guna membahas situasi sandera di Gaza, setelah Hamas menyatakan kesiapan mereka untuk negosiasi serius, jika Perdana Menteri Israel, Benjamin Netanyahu, menginginkannya.

Permintaan itu disampaikan Duta Besar Israel untuk PBB, Gilad Erdan. Di saat yang sama warga Israel melakukan mogok massal sebagai bentuk solidaritas terhadap keluarga sandera di Gaza.

Aksi mogok ini melibatkan berbagai sektor, termasuk sekolah, universitas, Bandara Ben Gurion, transportasi umum, serta sektor ekonomi lainnya.

Anggota Biro Politik Hamas, Khalil al-Hayya, pada Ahad (1/9) menyatakan, Hamas tetap berkeras pada penarikan penuh pasukan Israel dari Gaza sebagai syarat kesepakatan apa pun.

Baca juga: Yahya Sinwar terlibat aktif dalam pengambilan keputusan

Baca juga: Mesir tegaskan Israel harus mundur dari Koridor Philadelphi dan Perlintasan Rafah

Dalam wawancara dengan Aljazeera, al-Hayya menyatakan, Hamas telah menunjukkan fleksibilitas demi tercapainya kesepakatan pertukaran sandera dan penghentian agresi.

Al-Hayya juga menegaskan, tidak ada negosiasi yang serius terkait gencatan senjata dan pertukaran sandera dengan Israel. Menurutnya, Hamas siap segera menandatangani kesepakatan jika Netanyahu bersedia.

Mengenai enam sandera yang ditemukan tewas di Gaza, Al-Hayya menuduh Israel bertanggung jawab penuh atas kematian mereka. Ia menambahkan bahwa mereka bisa saja dibebaskan dalam keadaan hidup jika Israel serius dalam mencapai kesepakatan pertukaran.

Sementara itu, Washington Post melaporkan bahwa Amerika Serikat sedang merencanakan proposal untuk kesepakatan akhir guna menghentikan perang di Gaza.

Proposal ini disusun melalui konsultasi dengan Doha dan Kairo, dan akan diajukan meski penemuan jenazah para sandera Israel di Gaza bisa mengganggu proses negosiasi.

Pejabat AS menyatakan bahwa kematian sandera tidak seharusnya menghalangi tercapainya kesepakatan, tetapi justru menjadi dorongan tambahan untuk menyelesaikan negosiasi ini.

Sejak 7 Oktober 2023, Israel dengan dukungan AS telah melancarkan perang di Gaza yang menyebabkan sekitar 135 ribu warga Palestina tewas atau terluka, mayoritas anak-anak dan wanita.

Meskipun ada resolusi Dewan Keamanan PBB yang menyerukan penghentian segera, Israel terus melanjutkan serangan, mengabaikan perintah dari Mahkamah Internasional.

Baca juga: Keluarga sandera Israel lari ke perbatasan Gaza, panggil kerabat mereka

Baca juga: Oposisi Israel sepakat gulingkan pemerintahan Netanyahu

ARTIKEL TERKAIT
- Advertisment -spot_img

Most Popular