Sumber resmi Hamas mengungkapkan pada Jum’at (1/11) rincian diskusi yang diadakan oleh delegasi Hamas dengan mediator Mesir dan Qatar mengenai gencatan senjata sementara.
Sumber tersebut menjelaskan kepada saluran TV Al-Aqsa bahwa delegasi Hamas telah mendengar usulan mencakup gencatan senjata sementara selama beberapa hari dan peningkatan jumlah truk bantuan kemanusiaan yang diizinkan masuk ke Jalur Gaza, selain potensi pertukaran sebagian tahanan bagi kedua belah pihak, tulis Middle East Monitor.
Pemimpin Hamas menegaskan bahwa proposal tersebut tidak mencakup kondisi yang dianggap penting oleh mereka, seperti penghentian permanen serangan Israel, penarikan pasukan pendudukan dari Jalur Gaza dan kembalinya para pengungsi ke daerah mereka.
Selain itu, proposal tersebut tidak memenuhi kebutuhan kemanusiaan yang mendesak dari rakyat Palestina untuk mencapai keamanan dan stabilitas dan tidak mencakup pembangunan kembali infrastruktur yang rusak atau pembukaan kembali penyeberangan, terutama penyeberangan Rafah, yang dianggap sebagai jalur kehidupan bagi rakyat Jalur Gaza.
Delegasi Hamas menegaskan kembali posisi tegasnya kepada para mediator yang menekankan bahwa rakyat Palestina menginginkan gencatan senjata permanen, penarikan penuh penjajah Israel dari Gaza, pemulangan para pengungsi ke rumah mereka dan pencabutan penuh pengepungan.
Delegasi tersebut juga menekankan pentingnya melaksanakan kesepakatan pertukaran tawanan dan mengakhiri penahanan Israel terhadap bangsa Palestina.
Pejabat Hamas menekankan bahwa gerakan tersebut terbuka terhadap semua ide dan negosiasi yang dapat berkontribusi untuk mencapai tujuan rakyat Palestina dan melaksanakan Resolusi Dewan Keamanan No. 2735, yang menyerukan penekanan hak asasi manusia dan perdamaian abadi di kawasan tersebut.