Rashida Tlaib, anggota Kongres dari Partai Demokrat yang vokal mengkritik kebijakan AS terhadap Israel, kembali terpilih sebagai anggota Kongres AS dalam pemilu untuk masa jabatan keempatnya, lansir TRT World pada Rabu (6/11).
Namun, pernyataannya yang keras terhadap kebijakan luar negeri AS, khususnya terkait perang di Gaza, telah memicu kecaman dari banyak rekan sejawatnya di Kongres.
Pada tahun lalu, Dewan Perwakilan Rakyat AS yang dikuasai Partai Republik bahkan memberikan sanksi berupa kutukan terhadapnya atas komentarnya yang dianggap kontroversial terkait genosida Gaza.
Tlaib, yang merupakan salah satu suara utama yang menentang dukungan militer AS untuk Israel, menjelaskan bahwa kritiknya lebih ditujukan kepada Israel dan kepemimpinan Perdana Menteri Benjamin Netanyahu, dan menegaskan bahwa ia “tidak akan diam” dalam menyuarakan pendapatnya.
Dalam pemilihan pendahuluan, Tlaib melaju tanpa lawan dan kemudian mengalahkan calon dari Partai Republik, James Hooper, untuk mewakili daerah pemilihan yang didominasi suara Demokrat di Dearborn dan Detroit, Michigan.
Tlaib telah lama menjadi pengkritik vokal terhadap kebijakan AS di Gaza dan Tepi Barat yang diduduki, serta menyoroti pelanggaran hak asasi manusia terhadap rakyat Palestina. Salah satu pernyataannya yang paling menonjol adalah penolakan terhadap sebuah RUU di Kongres yang berusaha melarang pejabat AS menyebutkan jumlah korban jiwa Palestina.
Tlaib menggambarkan undang-undang tersebut sebagai “mengerikan” dan berusaha membungkam fakta mengenai dampak kemanusiaan dari konflik yang sedang berlangsung.
“Rekan-rekan saya ingin melarang pejabat AS untuk bahkan menyebutkan angka kematian Palestina. Jadi izinkan saya membaca ini ke dalam catatan. Berikut adalah jumlah korban tewas terbaru di Palestina: 37.718 orang Palestina, termasuk lebih dari 15.000 anak-anak Palestina dan lebih dari 86.377 orang Palestina terluka,” ujar Tlaib pada saat itu.
Hingga saat ini, jumlah korban tewas telah melonjak lebih dari 43.000, sebagian besar adalah perempuan dan anak-anak.