Senator Independen Bernie Sanders, yang juga dikenal sebagai progresif dan sering berkoalisi dengan Partai Demokrat, melontarkan kritik tajam terhadap strategi kampanye Partai Demokrat setelah kekalahan Wakil Presiden Kamala Harris dalam pemilihan presiden terhadap mantan Presiden Donald Trump.
Sanders mengkritik kebijakan luar negeri AS, khususnya bantuan militer yang terus diberikan kepada Israel, meskipun mayoritas warga Amerika menentang kebijakan tersebut.
“Hari ini, meskipun ada penolakan kuat dari mayoritas rakyat Amerika, kita masih menghabiskan miliaran dolar untuk mendanai perang total yang dilakukan oleh pemerintahan ekstremis Netanyahu terhadap rakyat Palestina, yang telah menyebabkan bencana kemanusiaan mengerikan, kelaparan massal, dan kelaparan ribuan anak-anak,” ujar Sanders seperti dilansir Anadolu pada Kamis (7/11).
Sanders juga menyoroti ketidakstabilan ekonomi yang dihadapi banyak warga Amerika, mulai dari ketimpangan pendapatan hingga kurangnya cuti keluarga berbayar yang dijamin, masalah-masalah yang menurutnya semakin meningkatkan frustrasi pemilih.
Setelah berhasil memenangkan masa jabatan keempatnya sebagai senator pada hari Selasa, Sanders meragukan apakah para pemimpin Demokrat akan mengambil pelajaran dari kekalahan ini.
“Apakah para pemilik modal besar dan konsultan-konsultan berbayar yang mengendalikan Partai Demokrat akan belajar dari kampanye bencana ini? Kemungkinan tidak,” tegasnya.
Sementara itu, mantan Presiden Donald Trump berhasil melampaui 270 suara Electoral College yang dibutuhkan untuk terpilih kembali pada Rabu pagi, dengan perolehan 295 suara dibandingkan dengan 226 suara yang diraih calon Demokrat Kamala Harris, menurut laporan dari The Associated Press.
Kamala Harris kemudian mengakui kekalahan tersebut dalam pidatonya di Howard University, almamaternya, pada hari yang sama. Dalam pidatonya, ia menegaskan komitmennya terhadap nilai-nilai kebebasan, kesempatan, keadilan, dan martabat bagi semua orang.