Presiden Palestina Mahmoud Abbas pada Selasa bertemu dengan Presiden Suriah Ahmed al-Sharaa di Kairo, dalam pertemuan yang berlangsung di sela-sela KTT Darurat Liga Arab.
Kedua pemimpin tersebut membahas perkembangan terbaru di wilayah Palestina, demikian dilaporkan oleh kantor berita resmi Palestina, Wafa.
Abbas menegaskan bahwa Jalur Gaza “merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari Negara Palestina, yang memiliki yurisdiksi politik dan hukum atasnya seperti halnya wilayah Palestina lainnya.”
Ia juga memuji hubungan historis dan persaudaraan antara rakyat Palestina dan Suriah, serta menekankan pentingnya untuk mengembangkan dan memajukan hubungan antara kedua negara tersebut.
KTT Arab ini diharapkan akan mengesahkan rencana pembangunan kembali Gaza yang digagas Mesir, sebagai upaya untuk mengajukan proposal tandingan terhadap rencana AS yang berusaha untuk mendepopulasi Gaza.
Presiden AS Donald Trump sebelumnya secara terbuka mengusulkan untuk “mengambil alih” Gaza dan memindahkan penduduknya guna mengembangkan wilayah tersebut menjadi destinasi wisata. Rencana tersebut ditolak oleh dunia Arab dan banyak negara lainnya, yang menilai bahwa hal itu sama saja dengan pembersihan etnis.
Sejak Oktober 2023, hampir 48.400 warga Palestina, sebagian besar wanita dan anak-anak, telah tewas, dan lebih dari 111.000 lainnya terluka akibat serangan brutal Israel terhadap Gaza. Serangan ini menghancurkan banyak bagian dari wilayah tersebut, namun sempat dihentikan sementara melalui kesepakatan gencatan senjata dan pertukaran tahanan yang mulai berlaku pada 19 Januari lalu.
Pada November lalu, Mahkamah Pidana Internasional mengeluarkan surat perintah penangkapan terhadap Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu dan mantan Menteri Pertahanan Yoav Gallant terkait dugaan kejahatan perang dan kejahatan terhadap kemanusiaan di Gaza.
Israel juga menghadapi gugatan genosida di Mahkamah Internasional terkait serangan mereka terhadap wilayah tersebut.