Para aktivis yang berpartisipasi dalam Armada Sumud Global kembali menyerukan perlindungan internasional setelah pemerintah Inggris menolak memberikan jaminan keamanan pada hari Sabtu, lansir Anadolu.
Armada tersebut, yang berlayar menuju wilayah kantong yang diblokade untuk mengirimkan bantuan kemanusiaan, mencakup puluhan aktivis dari 44 negara, termasuk delegasi Inggris.
Para relawan sebelumnya telah mendesak pemerintah untuk “mendukung” dan “melindungi” mereka jika terjadi intersepsi oleh pasukan Israel, seperti yang terjadi selama dua misi armada terakhir, harian Skotlandia The National melaporkan.
Namun, Perdana Menteri Inggris Keir Starmer mengatakan pada hari Rabu bahwa pemerintah tidak akan memberikan perlindungan kepada warga negara Inggris yang berada di atas kapal.
Dalam sebuah pernyataan terbaru, penyelenggara armada kapal mengimbau pemerintah, PBB, dan pengamat internasional untuk “berdiri teguh bersama mereka dan menjamin perjalanan mereka yang aman.”
“Armada Global Sumud bersatu dalam misi kemanusiaannya untuk mengirimkan makanan, air, dan pasokan medis yang sangat dibutuhkan kepada rakyat Palestina yang sedang mengalami genosida dahsyat, kelaparan, dan krisis kesehatan yang terus meningkat akibat pengepungan ilegal Israel di Gaza,” ujar seorang juru bicara armada kapal.
Seruan terpisah, yang ditandatangani oleh lebih dari 140 perwakilan terpilih dari berbagai negara, tetapi tidak ada dari Inggris, menyerukan pembentukan koridor kemanusiaan dan perlindungan bagi mereka yang berada di atas kapal.
Permohonan ini muncul ketika Menteri Keamanan Nasional sayap kanan Israel, Itamar Ben Gvir, berjanji untuk melabeli relawan armada kapal sebagai “teroris” dan menyita kapal mereka, menurut laporan tersebut.
Armada bantuan sebelumnya, Madleen dan Handala, dicegat oleh pasukan Israel, dengan para peserta ditahan dan kemudian dideportasi.
Juru bicara urusan luar negeri Partai Hijau Skotlandia, Patrick Harvie, mengecam sikap pemerintah, menyebutnya “memalukan.” Ia berpendapat bahwa Starmer memiliki “kewajiban moral dan hukum” untuk mendukung misi bantuan tersebut.
“Kapal-kapal ini membawa susu formula bayi, popok, dan perlengkapan medis. Kegagalan untuk melakukannya akan mempermalukan negara kita selama beberapa generasi,” kata Harvie.