Ketua Majelis Wali Amanat Universitas Indonesia (MWA UI) sekaligus Ketua Umum Pengurus Besar Nahdatul Ulama Yahya Cholil Staquf menyampaikan permohonan maaf kepada sivitas akademika UI usai mengusulkan profesor pro zionis, Peter Berkowitz, untuk mengisi orasi ilmiah dalam Pengenalan Sistem Akademik UI pada Agustus lalu.
“Dengan penuh kerendahan hati, saya memohon maaf kepada pimpinan UI, dosen, mahasiswa, tenaga kependidikan, dan alumni,” kata Gus Yahya itu melalui keterangan tertulis pada Kamis (18/9).
Ia mengakui telah ceroboh dan tidak teliti ketika memeriksa latar belakang Peter dan berjanji akan menerapkan mekanisme pengecekan yang lebih ketat dan melibatkan berbagai pihak dalam menentukan langkah yang berkaitan dengan perjuangan membela Palestina.
Menurut Yahya, Majelis Wali Amanat UI mendukung penuh gerakan mahasiswa yang aktif mendukung kemerdekaan Palestina.
“Saya sangat mendukung keberadaan UI-Palestine Center di Universitas Indonesia dan siap berkontribusi untuk pengembangan dan kemajuannya,” ujar dia.
Sebelumnya, komunitas kolektif mahasiswa Universitas Indonesia yang Peduli Keadilan di Palestina membuat petisi pencopotan Gus Yahya dari Ketua Majelis Wali Amanat UI. Petisi berjudul “Dukung Pencopotan Yahya Cholil Staquf dari Majelis Wali Amanat Universitas Indonesia” itu dibuat pada 12 September 2025.
Berdasarkan data per Senin, 15 September 2025, sebanyak 2.017 mahasiswa telah menandatangani petisi tersebut, seperti dilansir Tempo.
Dalam narasinya, petisi mencopot Gus Yahya dari pucuk pimpinan MWA UI dibuat berdasarkan banyak pertimbangan. Satu di antaranya ialah disebabkan permintaan maaf yang dinilai belum cukup untuk menanggung konsekuensi karena telah mengundang akademikus pro zionis.
Kedua, petisi yang mendorong pemakzulan Gus Yahya dari MWA UI dibuat untuk mencegah kejadian berulang. “Upaya membersihkan nama besar UI dari afiliasi Zionisme,” demikian tertulis dalam latar belakang petisi ini dibuat, dikutip pada Sabtu, 13 September 2025.
Selain itu, Universitas Indonesia Student for Justice in Palestine atau UI SJP juga mencatat Gus Yahya terekam memiliki reputasi terafiliasi dengan tokoh serta agenda Zionisme. Ia disebut pernah ikut rombongan PBNU ke Perdana Menteri Israel Benyamin Netanyahu pada 2018 silam.
“Tindakan dan rekam jejak Gus Yahya secara eksplisit telah mencoreng sembilan nilai UI,” kata UI SJP.