Wednesday, March 12, 2025
HomeBeritaAl Jazeera ungkap detail keterlibatan SDF dalam serangan sisa-sisa rezim Assad

Al Jazeera ungkap detail keterlibatan SDF dalam serangan sisa-sisa rezim Assad

Situs Al Jazeera Net memperoleh informasi dari 2 sumber keamanan, satu dari Suriah dan lainnya dari Irak, bahwa Pasukan Demokratik Suriah (SDF) terlibat dalam serangan yang dilancarkan oleh sisa-sisa rezim mantan Presiden Bashar al-Assad.

Serangan itu terhadap pasukan keamanan dan militer Suriah di beberapa kota di wilayah pesisir beberapa hari yang lalu.

Menurut sumber-sumber tersebut, setelah jatuhnya Assad, SDF mengadakan beberapa pertemuan dengan perwira Korps Garda Revolusi Iran di provinsi Sulaymaniyah, Kurdistan Irak.

Mereka sepakat untuk bekerja sama dalam mencegah stabilitas di Suriah. Alasannya, karena kepentingan Teheran dan SDF bertemu dalam mempertahankan kekacauan dan menunjukkan kelemahan pemerintahan baru.

Sumber-sumber itu juga mengonfirmasi keberadaan ruang operasi bersama antara perwira Garda Revolusi Iran dan mantan perwira rezim Assad dari Divisi Keempat di kota Raqqa, yang saat ini berada di bawah kendali SDF.

SDF, yang menguasai sebagian besar wilayah ladang minyak dan gas serta dikenal sebagai “lumbung pangan Suriah”, menolak untuk bergabung dengan Kementerian Pertahanan Suriah.

Kementrian itu yang dibentuk dalam pemerintahan baru setelah jatuhnya rezim lama.

Menurut sumber-sumber tersebut, koordinasi keamanan antara SDF dan Garda Revolusi Iran bukanlah hal baru, tetapi semakin intensif dalam beberapa bulan terakhir.

SDF kini memfasilitasi pergerakan mantan perwira rezim Assad yang berlindung di wilayah yang dikuasai Partai Pekerja Kurdistan (PKK) dan faksi-faksi pro-Iran di Irak.

Mereka berpindah dari Sulaymaniyah, Duhok, Sinjar, dan Qandil ke wilayah Suriah.

Sumber keamanan Suriah juga menemukan bukti transaksi keuangan di antara sisa-sisa rezim Assad yang ditangkap dalam operasi penyisiran di wilayah pesisir Suriah. Dana tersebut berasal dari kota Raqqa.

Sisa-sisa rezim Assad memanfaatkan kelemahan keamanan dan belum lengkapnya pembangunan kapasitas keamanan Suriah.

Mereka berpindah dari wilayah SDF ke pesisir Suriah dengan menyamar sebagai pelancong biasa menggunakan dokumen palsu.

Informasi yang diperoleh menunjukkan bahwa wilayah di bawah kendali SDF telah menampung sekitar 2.500 perwira dan tentara yang melarikan diri ke Raqqa dan Deir ez-Zor setelah jatuhnya Assad.

Ratusan di antara mereka telah bergabung dengan SDF dalam pertempuran melawan tentara baru Suriah di garis depan Bendungan Tishrin.

Sumber-sumber tersebut juga tidak menutup kemungkinan bahwa kerja sama antara Garda Revolusi Iran dan SDF terhadap pemerintahan baru Suriah akan meluas ke tingkat yang lebih besar.

Ini termasuk pembebasan tahanan dari anggota ISIS yang kecewa dengan Hayat Tahrir al-Sham (HTS), serta penyediaan senjata bagi mereka untuk melakukan serangan di berbagai provinsi Suriah.

Selain itu, sumber-sumber tersebut mengungkapkan kepada Al Jazeera Net bahwa saat pertempuran berlangsung, militer Turki mengirim bala bantuan ke garis kontak dengan wilayah yang dikuasai SDF di Raqqa dan pedesaan Aleppo.

Pertempuran itu berada di wilayah pesisir Suriah dengan sisa-sisa rezim Assad.

Hal ini dilakukan karena kekhawatiran akan kemungkinan serangan dari posisi SDF terhadap pasukan pemerintah Suriah.

Sebelumnya, SDF telah bersekutu dengan Garda Revolusi Iran melawan faksi-faksi oposisi Suriah yang didukung Turki dalam Operasi Ranting Zaitun, yang bertujuan merebut kota Afrin di barat laut Aleppo.

Dalam operasi itu, faksi-faksi yang didukung Iran dan Unit Perlindungan Afrin yang berafiliasi dengan SDF membentuk pusat komando gabungan yang disebut “Badai Utara”.

ARTIKEL TERKAIT
- Advertisment -spot_img

Most Popular