Lembaga pemantau hak asasi manusia Amnesty International, Senin (1/9/2025), mendesak Israel agar mengizinkan masuknya armada internasional pembawa bantuan kemanusiaan ke Jalur Gaza. Amnesty menyatakan, setiap upaya menghalangi misi tersebut merupakan bentuk pelanggaran terhadap prinsip-prinsip kemanusiaan dan hukum internasional.
Dalam pernyataan resminya, Amnesty memuji aksi para aktivis dalam inisiatif Global Sumud Flotilla sebagai “tindakan solidaritas yang kuat dan menginspirasi” terhadap rakyat Palestina, yang disebut tengah berjuang untuk bertahan hidup di bawah blokade yang tidak sah dan serangan militer berkelanjutan dari Israel di Gaza.
“Israel harus mengizinkan armada ini melaksanakan misinya secara damai dan aman. Menghalangi misi ini berarti menyerang prinsip kemanusiaan dan melanggar hukum internasional,” tulis Amnesty dalam unggahan di platform X.
Amnesty juga menilai, fakta bahwa aktivis dari hampir 50 negara terlibat dalam misi ini mencerminkan kegagalan komunitas internasional dalam menekan Israel untuk mengakhiri blokade yang dinilai tidak manusiawi.
Amnesty menggambarkan situasi di Gaza sebagai “salah satu bencana kemanusiaan buatan manusia terburuk di dunia saat ini.”
Israel, menurut organisasi yang berbasis di Inggris tersebut, memiliki kewajiban untuk memastikan warga sipil di Gaza mendapatkan akses yang cukup terhadap pangan, obat-obatan, dan kebutuhan dasar lainnya.
“Tidak ada pembenaran apa pun untuk menghalangi bantuan yang menyelamatkan nyawa,” tegas Amnesty.
Organisasi ini juga menyerukan kepada Israel untuk segera mencabut blokade atas Gaza, mengizinkan aliran bantuan kemanusiaan tanpa hambatan, serta mengakhiri tindakan yang mereka sebut sebagai genosida terhadap rakyat Palestina.
“Kami juga menyerukan kepada negara-negara agar mengambil langkah nyata untuk mengakhiri impunitas dan menegakkan hukum humaniter internasional,” tambah pernyataan tersebut.
Armada bantuan kemanusiaan Global Sumud Flotilla yang terdiri atas lebih dari 20 kapal, berlayar dari pelabuhan Barcelona, Spanyol, pada Minggu (31/8/2025) dalam upaya mematahkan pengepungan Israel atas Gaza. Namun, karena badai, seluruh armada terpaksa kembali ke Barcelona pada Senin.
Sekitar 200 aktivis, politisi, dan seniman dari 44 negara ikut dalam misi tersebut. Beberapa tokoh yang terlibat antara lain aktivis iklim asal Swedia Greta Thunberg, aktor Irlandia Liam Cunningham, aktor Spanyol Eduardo Fernandez, serta mantan Wali Kota Barcelona, Ada Colau.
Misi ini merupakan upaya ketiga dalam beberapa bulan terakhir untuk menembus blokade laut Israel terhadap Gaza.
Sebelumnya, sejumlah misi serupa berakhir gagal setelah kapal-kapal yang membawa bantuan diintersepsi oleh militer Israel di perairan internasional.