Wednesday, April 23, 2025
HomeBeritaAnalis Israel: Hamas berhasil eksis di permukaan maupun bawah tanah

Analis Israel: Hamas berhasil eksis di permukaan maupun bawah tanah

Analis militer Israel menyatakan bahwa perlawanan Hamas di Gaza tidak hanya belum berhasil dipatahkan, tetapi bahkan menunjukkan tanda-tanda meningkatnya aktivitas.

Hal ini terjadi di tengah kekurangan personel militer yang dialami oleh Pasukan Pertahanan Israel (IDF), menyusul jatuhnya korban jiwa serta gelombang penolakan dari pasukan cadangan untuk kembali bertugas.

Dalam laporan saluran televisi Channel I25, analis militer Yossi Yehoshua menyebut bahwa Hamas masih aktif.

Mereka bukan hanya di terowongan bawah tanah atau di antara permukiman penduduk, tetapi juga hadir langsung di medan tempur.

Ia menambahkan bahwa pejuang Hamas muncul dari terowongan untuk menyerang kendaraan ringan pasukan Israel yang tidak dilapisi baja.

Yehoshua memperkirakan bahwa Hamas akan semakin gencar memanfaatkan kelemahan-kelemahan militer Israel dan menegaskan bahwa tidak ada indikasi bahwa Israel akan berhasil memaksa Hamas duduk di meja perundingan.

Sementara itu, sayap militer Hamas, Brigade Al-Qassam, merilis video penyergapan terhadap pasukan Israel di Beit Hanoun pekan lalu.

Dalam video tersebut, mereka memperlihatkan serangan terhadap kendaraan militer jenis Storm, dilanjutkan dengan ledakan ranjau anti-personel terhadap pasukan bantuan, serta serangan mortir dan peluncur granat RPG terhadap pos militer baru Israel di kawasan tersebut.

Dari sisi kekuatan tempur, analis Channel Kan 11, Roy Sharon, melaporkan bahwa militer Israel mengalami kekurangan sekitar 7.500 personel akibat kematian dan cedera selama perang di Gaza serta keterlibatan di sejumlah front lainnya.

Meskipun telah memanggil kembali ribuan tentara cadangan dan membentuk unit rekayasa serta memperkuat batalion lapis baja, kebutuhan akan personel tambahan dinilai masih jauh dari terpenuhi.

Lebih mengkhawatirkan lagi, menurut Sharon, militer mulai mengandalkan tentara baru yang baru saja menyelesaikan pelatihan dasar untuk langsung menjalankan misi operasi. Meskipun belum mendapatkan pelatihan lanjutan sebagai prajurit tempur.

Purnawirawan Jenderal Amiram Levin, mantan komandan wilayah utara, menyebut bahwa penolakan terhadap tugas militer saat ini sedang berlangsung tetapi disembunyikan dari publik.

Ia menyatakan bahwa sebagian besar pasukan cadangan menolak kembali bertugas, menyuarakan ketidaksetujuan terhadap arah kebijakan militer saat ini.

Kontroversi soal tawanan dan motif politik

Kritik juga datang dari kalangan keluarga tentara yang ditawan Hamas. Menanggapi pernyataan anggota parlemen dari Partai Likud, Osher Shekalim, menyatakan bahwa Hamas telah menyampaikan kesediaannya untuk membebaskan seluruh tawanan jika Israel menghentikan perang dan menarik pasukan dari Gaza.

Osher Shekalim adalah yang mengusulkan batas waktu ultimatum kepada Hamas untuk membebaskan para tawanan, Yehuda Cohen—ayah dari salah satu tawanan

Ia juga menuduh Partai Likud tak bersungguh-sungguh mencari jalan keluar dari perang demi menjaga kelangsungan koalisi pemerintahan Perdana Menteri Benjamin Netanyahu, yang ia sebut “buruk dan tidak bertanggung jawab”.

Ketegangan antara kebutuhan militer, tekanan politik internal, dan ketidakpastian strategi jangka panjang membuat situasi konflik di Gaza kian kompleks, dengan dampak yang mendalam bagi semua pihak yang terlibat.

ARTIKEL TERKAIT
- Advertisment -spot_img

Most Popular