Anggota parlemen Israel dari partai sayap kanan “Zionisme Religius”, Tzvi Sukkot, pada Rabu (16/4/2025) dilaporkan ikut serta dalam aksi penyerbuan ke kompleks Masjid Al-Aqsha di Yerusalem Timur bersama ribuan pemukim Israel.
Dalam aksinya, Sukkot melakukan “sujud epik” di dekat area Kubah Shakhrah. Tindakan tersebut mendapat dukungan dari Menteri Keamanan Nasional Israel, Itamar Ben Gvir.
Pemerintah Provinsi Yerusalem Palestina menyebutkan bahwa ribuan pemukim Israel telah memasuki kawasan Masjid Al-Aqsha.
Mereka juga menyerbu kompleks pemakaman Bab Al-Rahma pada hari kelima perayaan Paskah Yahudi.
“Anggota Knesset Israel dari partai ekstremis Zionisme Religius, Tzvi Sukkot, melakukan sujud penuh—menjatuhkan tubuhnya menghadap arah Kubah Shakhrah—di dalam Masjid Al-Aqsha yang diberkahi,” demikian pernyataan resmi Provinsi Yerusalem.
Selain itu, ribuan pemukim juga dikabarkan memadati area Tembok Ratapan (HaKotel), yang berada di sisi barat Al-Aqsha, untuk menjalankan ritual “Doa Berkat Para Imam”.
Mengutip kantor berita resmi Palestina, sejumlah pemukim juga melakukan ritual Talmudik di area Pemakaman Bab Al-Rahma, bertepatan dengan penyerbuan ke Al-Aqsha.
Tindakan ini dianggap sebagai bentuk pelanggaran serius terhadap kesucian situs tersebut.
Pemakaman Bab Al-Rahma dikenal sebagai tempat peristirahatan terakhir sejumlah sahabat Nabi Muhammad, ulama, dan tokoh Islam penting lainnya.
Area ini membentang dari Gerbang Singa (Bab Al-Asbat) hingga bagian selatan Tembok Timur kompleks Al-Aqsha.
“Dengan rasa syukur atas keajaiban dan kemenangan, serta doa tulus untuk kembalinya para sandera dan kemenangan penuh dalam perang,” tulis Sukkot melalui unggahan di platform X.
Dalam video yang beredar di media sosial Israel, Sukkot tampak bersujud menghadap arah Kubah Shakhrah. Situs yang menurut keyakinan Yahudi berdiri di atas reruntuhan kuil lama, klaim yang dibantah oleh umat Muslim.
Kepada Channel 12 Israel, Ben Gvir menyatakan dukungannya.
“Saya senang melihat anggota Knesset Tzvi Sukkot, seperti ribuan lainnya, membungkuk dan berdoa di Bukit Bait Suci (sebutan Yahudi untuk Al-Aqsha),” ujarnya.
Menurutnya, hal-hal yang tidak dilakukan selama 30 tahun kini terjadi di masa jabatannya.
“Saya bersyukur karena diberi kesempatan memimpin perubahan besar ini oleh anugerah Tuhan,” tambah Ben Gvir.
Pemerintah Israel menyatakan bahwa mereka tetap menjaga status quo di Masjid Al-Aqsha.
Namun, pernyataan ini dibantah oleh otoritas Waqaf Islam Yerusalem, yang menegaskan bahwa tempat suci tersebut adalah murni untuk ibadah umat Islam.
“Yang terjadi saat ini adalah pelanggaran belum pernah terjadi sebelumnya terhadap status historis, religius, dan hukum yang telah berlangsung lama,” tegas Waqaf Islam pada Senin lalu.
Perayaan Paskah Yahudi tahun ini dimulai pada Minggu dan berlangsung selama sepekan.
Dalam momen tersebut, kelompok-kelompok Yahudi garis keras menyerukan peningkatan aksi penyerbuan ke Al-Aqsha.
Diketahui sejak tahun 2003, polisi Israel secara sepihak mengizinkan pemukim Yahudi masuk ke kompleks Al-Aqsha, meski ditentang oleh otoritas Waqaf.
Sejak saat itu, penyerbuan dilakukan hampir setiap hari, kecuali pada Jumat dan Sabtu, dan biasanya memuncak saat hari-hari besar Yahudi.