Pertemuan penting berlangsung di ibu kota Qatar, Doha, yang mempertemukan Perdana Menteri Irak, Mohammed Shia’ Al-Sudani, dengan Presiden Suriah, Ahmad Al-Syar’a.
Pertemuan itu disaksikan oleh Emir Qatar, Sheikh Tamim bin Hamad Al Thani.
Pertemuan ini menjadi babak baru hubungan antara Irak dan Suriah di tengah ketegangan yang terus berlangsung di kawasan.
Menurut laporan koresponden Al Jazeera dari Doha, Baghdad, dan Damaskus, pertemuan tersebut berlangsung dalam suasana positif dan produktif.
Sumber diplomatik menyebut bahwa untuk pertama kalinya, kedua pemimpin berbicara langsung dan terbuka mengenai berbagai isu strategis yang menjadi perhatian kedua negara.
Terutama, terkait upaya memulai proses politik inklusif di Suriah dan memastikan partisipasi semua elemen masyarakat Suriah.
Sumber dari pemerintahan Irak yang dikutip oleh Kantor Berita Irak (INA) menyebutkan bahwa pertemuan itu dipicu oleh perkembangan cepat di kawasan, khususnya situasi di Suriah dan keberadaan militer Israel di wilayah tersebut.
Al-Sudani menegaskan bahwa Irak memantau secara saksama perkembangan tersebut.
Dari sisi Irak, seperti dilaporkan Kepala Biro Al Jazeera di Baghdad, Samer Youssef, Perdana Menteri Al-Sudani menyampaikan kesiapan Irak untuk membuka lembaran baru dalam hubungan bilateral.
Ia juga menekankan pentingnya pemerintahan Suriah yang inklusif serta perlunya keseriusan dalam memerangi kelompok teroris Negara Islam (ISIS).
Sebagai tindak lanjut, Irak disebut siap menjalin hubungan erat dengan pemerintahan Suriah yang baru.
Dalam semangat itu pula, Al-Sudani mengundang Al-Syar’a untuk menghadiri Konferensi Timur Tengah (KTT) Arab yang akan digelar di Baghdad pada 17 Mei mendatang.
Sementara itu, menurut laporan koresponden Al Jazeera di Damaskus, Omar Al-Hajj, ini merupakan pertemuan tingkat tinggi ketiga antara Irak dan Suriah sejak jatuhnya rezim Bashar Al-Assad.
Sebelumnya, Kepala Intelijen Irak, Hamid Al-Shatri, telah mengunjungi Damaskus, disusul kunjungan Menteri Luar Negeri Suriah, As’ad Al-Shibani, ke Baghdad untuk bertemu berbagai pemimpin tinggi Irak.
Pemerintah Suriah menyatakan bahwa pertemuan di Doha menegaskan kembali komitmen kedua negara dalam memperkuat kerja sama Arab bersama dan mempererat hubungan historis antara rakyat Suriah dan Irak.
Dalam pernyataan resminya, Istana Kepresidenan Suriah menyebut bahwa kedua pemimpin sepakat pentingnya menjaga kedaulatan dan kemerdekaan masing-masing negara serta menolak segala bentuk intervensi asing.
Stabilitas Suriah dan Irak, ditegaskan dalam pertemuan itu, merupakan fondasi utama bagi keamanan kawasan secara keseluruhan.
Topik lain yang turut dibahas adalah keamanan perbatasan bersama. Irak dan Suriah sepakat untuk memperkuat koordinasi di bidang intelijen dan pengamanan lapangan
Tujuannya, guna mengatasi berbagai ancaman bersama di wilayah perbatasan.