WASHINGTON
Amerika Serikat pada Jumat mengumumkan bahwa mereka tidak akan lagi mengejar hadiah “Rewards for Justice” senilai $10 juta untuk pemimpin Hayat Tahrir al-Sham (HTS), Ahmed al-Sharaa, yang juga dikenal sebagai Abu Mohammad al-Jolani.
“Saya katakan padanya (al-Sharaa) bahwa kami tidak akan melanjutkan tawaran hadiah yang sudah berlaku beberapa tahun,” ujar Barbara Leaf, Asisten Menteri Luar Negeri AS untuk Urusan Timur Dekat, setelah pertemuannya dengan pejabat HTS di Damaskus.
Leaf mengatakan bahwa diskusinya dengan al-Sharaa berjalan dengan “baik” dan “mendalam”, membahas berbagai isu regional serta situasi domestik Suriah. Ia juga mendengar prioritas al-Sharaa untuk memulihkan ekonomi Suriah.
Ia menyebut pertemuan itu “produktif” dan mengatakan al-Jolani terdengar “pragmatis”, dengan pernyataan moderat terkait hak perempuan, perlindungan, dan hak yang setara untuk semua komunitas.
“Itu pertemuan pertama yang baik. Kami akan menilai berdasarkan tindakan, bukan hanya kata-kata,” tambahnya.
Leaf juga menekankan pentingnya memastikan kelompok teroris tidak menjadi ancaman di dalam Suriah atau di luar negeri, dan mengatakan bahwa al-Sharaa berkomitmen terhadap hal ini.
Pertemuan ini berlangsung setelah Bashar Assad, yang sudah memimpin Suriah selama hampir 25 tahun, melarikan diri ke Rusia setelah kelompok anti-pemerintah merebut Damaskus pada 8 Desember, mengakhiri rezim Baath yang telah berkuasa sejak 1963.
HTS telah dianggap sebagai organisasi teroris oleh AS, Inggris, PBB, dan Turki, namun mereka berusaha memperkenalkan diri sebagai kekuatan yang lebih moderat di Suriah. Beberapa laporan menyebutkan bahwa AS dan negara lain sedang mempertimbangkan untuk menghapus HTS dari daftar teroris, meski belum ada konfirmasi resmi.
