Thursday, November 7, 2024
HomeBeritaBanyak pasukannya tewas, Menhan Israel desak Netanyahu gencatan senjata

Banyak pasukannya tewas, Menhan Israel desak Netanyahu gencatan senjata

Media Israel melaporkan bahwa Kepala Staf Angkatan Bersenjata Israel, Herzi Halevi dan Menteri Pertahanan Yoav Gallant menekan Perdana Menteri Benjamin Netanyahu untuk mencapai kesepakatan gencatan senjata.

Surat kabar The Jerusalem Post melaporkan bahwa tentara penajajah Israel ingin mendekat ke arah gencatan senjata di Gaza dan Lebanon, dengan keyakinan bahwa tidak banyak yang bisa dicapai secara militer dan merasa frustrasi dengan kehilangan prajurit setiap harinya.

Koran tersebut mengungkapkan bahwa Halevi dan Gallant telah meningkatkan tekanan kepada Netanyahu untuk mencapai kesepakatan gencatan senjata di Gaza yang akan mengembalikan 101 sandera Israel, baik yang hidup maupun meninggal di Gaza.

Sementara itu, Radio Angkatan Bersenjata Israel mengonfirmasi bahwa 87 warga Israel tewas pada bulan Oktober, termasuk 64 petugas, prajurit, dan personel keamanan, serta 23 warga sipil.

Laporan tersebut juga menyebutkan bahwa para korban tewas di berbagai front akibat tembakan anti-rudal, hujan roket, bentrokan, atau operasi di medan perang.

Angkatan bersenjata penajajah Israel, yang didukung oleh AS dan Eropa, melanjutkan serangannya di Jalur Gaza untuk tahun kedua, sementara pesawatnya membombardir rumah sakit, gedung, dan rumah warga sipil Palestina, menghancurkan mereka di atas kepala penduduknya.

Penjajah juga mencegah masuknya air, makanan, obat-obatan, dan bahan bakar.

Agresi ini telah menewaskan dan melukai sekitar 145.000 warga Palestina, sebagian besar wanita dan anak-anak.

Lebih dari 10.000 diperkirakan hilang di tengah kehancuran masif dan kelaparan dalam salah satu bencana kemanusiaan terburuk di dunia.

Baca juga: Gallant ingatkan Netanyahu: tujuan dan arah perang Israel tidak jelas

Baca juga: Netanyahu dan Gallant kembali tengkar soal koridor Philadelphi

 

Pizaro Idrus
Pizaro Idrus
Pengajar HI Universitas Al Azhar Indonesia, Mahasiswa PhD Hubungan Antarbangsa Universitas Sains Malaysia.
ARTIKEL TERKAIT
- Advertisment -spot_img

Most Popular