Gerakan Boikot, Divestasi, dan Sanksi (BDS) mengeluarkan seruan untuk memboikot kepada lima media Arab karena dianggap corong Israel yang berbicara dalam bahasa Arab.
Saluran yang menjadi target antara lain Al Arabiya yang dimiliki Saudi, MBC, Al Hadath, Sky News Arabia yang dimiliki Emirat, platform streaming Shahid, dan jaringan berita Lebanon, MTV.
“Mereka tidak hanya diarahkan untuk mengkonsolidasikan dan menyebarkan normalisasi Arab dengan musuh Israel, tetapi juga merupakan bagian integral dari senjata perang kolonial terhadap kesadaran Arab, serta upaya yang terus-menerus dan putus asa untuk menjajah pikiran rakyat di wilayah Arab kita dengan keputusasaan,” ujar BDS dalam keterangannya baru-baru ini.
Bukti yang dibagikan oleh BDS sebagian besar merupakan laporan yang dipublikasikan oleh saluran-saluran ini.
BDS menilai pemberitaan mereka sejalan dengan narasi Israel dalam perang melawan Gaza dan Lebanon, seperti klaim bahwa Hamas menggunakan rumah sakit untuk tujuan militer, serta terkadang melakukan wawancara dengan pejabat Israel.
Gerakan ini menyerukan kepada masyarakat untuk tidak menonton atau berlangganan saluran-saluran tersebut, menekan serikat jurnalis Arab untuk memboikot saluran ini, dan berkomitmen terhadap penolakan normalisasi.
Pernyataan ini muncul seiring dengan meningkatnya kemarahan publik terhadap banyak saluran tersebut.
Para pengunjuk rasa di Baghdad, Irak bahkan merusak kantor MBC di kota itu setelah sebuah laporan dari jaringan yang mengaitkan Hamas, Hezbollah, dan faksi bersenjata Irak dengan “terorisme.”
Otoritas Irak kemudian menangguhkan lisensi saluran yang dimiliki Saudi tersebut, dengan mengatakan bahwa tugasnya adalah “mencegah pelanggar nilai-nilai nasional dan moral publik” dan bahwa MBC telah melanggar aturan dalam “serangannya terhadap para syuhada.”
Gerakan BDS terinspirasi dari gerakan boikot terhadap apartheid di Afrika Selatan dan bertujuan untuk menekan Israel agar mengakhiri pendudukan dan pelanggaran melalui cara damai.