Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu dilaporkan telah memberitahukan mantan Presiden Amerika Serikat Donald Trump mengenai rencana serangan terhadap pimpinan Hamas di Qatar, bahkan sebelum serangan itu dilancarkan.
Laporan ini disampaikan oleh media Axios pada Senin (16/9/2025), dan bertentangan dengan klaim resmi Gedung Putih yang menyatakan bahwa Trump baru menerima informasi setelah peluncuran rudal dilakukan.
Menurut sejumlah pejabat Israel yang memiliki pengetahuan langsung tentang peristiwa tersebut, Netanyahu menelepon Trump sekitar pukul 08.00 waktu Washington (1200 GMT) untuk memberi informasi mengenai serangan yang akan dilakukan. Laporan awal mengenai ledakan di Doha muncul sekitar 51 menit setelah percakapan itu.
Gedung Putih sebelumnya menyatakan bahwa mereka diberi tahu setelah rudal telah diluncurkan, sehingga Presiden Trump tidak memiliki kesempatan untuk menolak. “Militer AS memberi tahu Presiden Trump mengenai serangan Israel terhadap pemimpin Hamas di Doha, dan ia segera menginstruksikan utusan khususnya, Steve Witkoff, untuk memberi tahu pihak Qatar,” ujar juru bicara Gedung Putih Karoline Leavitt kepada Axios.
Namun, sejumlah pejabat Israel mengisyaratkan bahwa Gedung Putih telah mengetahui lebih awal. “Trump tahu tentang serangan itu sebelum rudal diluncurkan… dan dia tidak mengatakan tidak,” kata seorang pejabat senior Israel. Pejabat lainnya menambahkan bahwa AS telah diberi informasi di tingkat politik “jauh sebelumnya,” dan bahwa “jika Trump ingin menghentikannya, ia bisa melakukannya.”
Pejabat-pejabat tersebut menegaskan bahwa rudal belum diluncurkan saat Netanyahu dan Trump berbicara, dan menyebut bahwa serangan akan dibatalkan jika Trump menyampaikan keberatan.
Hingga kini, baik pejabat AS maupun Israel belum mengonfirmasi atau membantah laporan tersebut secara resmi.
Serangan udara ke ibu kota Qatar tersebut menargetkan sejumlah pemimpin Hamas yang tengah membahas proposal gencatan senjata yang diajukan AS. Serangan ini menewaskan lima anggota Hamas dan satu petugas keamanan Qatar. Operasi tersebut menuai kecaman internasional, termasuk dari Presiden Trump sendiri yang mengaku “sangat tidak senang” dengan kejadian itu.
Meski demikian, Netanyahu tetap menggambarkan serangan tersebut sebagai tindakan sepihak oleh Israel. Hal ini kembali ditegaskannya dalam konferensi pers bersama Menteri Luar Negeri AS Marco Rubio pada Senin (15/9).