Monday, August 18, 2025
HomeBeritaBela Gaza, aktivis Mesir gembok gerbang kedutaan di Belanda

Bela Gaza, aktivis Mesir gembok gerbang kedutaan di Belanda

Aktivis dan kreator konten asal Mesir, Anas Habib, kembali mengunci gerbang luar Kedutaan Besar Mesir di Den Haag, Belanda, pada Kamis (14/8/2025), sebagai bentuk protes terhadap penutupan perlintasan Rafah oleh pemerintah Kairo.

Penutupan perbatasan tersebut disebut telah menghambat pengiriman bantuan kemanusiaan yang sangat dibutuhkan bagi warga Palestina di Jalur Gaza yang masih berada dalam kondisi pengepungan.

Dalam unggahan di akun Facebook-nya, Habib menyampaikan kekesalan terhadap Menteri Luar Negeri Mesir, Badr Abdel Aati. Ia menyertakan video insiden penguncian gerbang dan menulis, “Ada pepatah Inggris yang berbunyi, ‘Jangan buat ancaman yang tak bisa kamu tepati.’ Ini ditujukan kepada menteri luar negeri dari apa yang saya anggap sebagai organisasi teroris.”

Kemarahan Menteri Luar Negeri Mesir

Pernyataan Habib muncul tak lama setelah beredarnya video yang menunjukkan percakapan antara Menlu Badr Abdel Aati dengan Duta Besar Mesir untuk Belanda, Imad Hanna.

Dalam rekaman yang bocor ke publik, Abdel Aati tampak geram atas insiden yang terjadi di kedutaan, dan menilai bahwa sang duta besar gagal melindungi institusi negara. Ia juga memperingatkan bahwa kejadian serupa bisa menginspirasi aksi-aksi serupa di negara lain.

Menlu Abdel Aati menegaskan bahwa semua lembaga negara Mesir kecewa terhadap insiden tersebut dan menegaskan bahwa siapa pun yang mencoba mengganggu keamanan kedutaan harus ditindak tegas.

Sebagai tanggapan, Duta Besar Hanna mengatakan bahwa insiden di Belanda merupakan yang pertama kali terjadi dan menambahkan bahwa kedutaan-kedutaan Mesir di negara lain kini telah mengambil langkah pencegahan.

Dalam video yang diunggah, terlihat Habib bersama sejumlah aktivis lain merancang aksi tersebut. Ia mengalihkan perhatian petugas keamanan, sementara rekannya mengunci gerbang kedutaan dengan gembok baru. Aksi ini pun berhasil dilakukan.

Habib menegaskan akan terus melakukan perlawanan simbolik terhadap kebijakan negaranya. “Saya akan kembali. Dan saya berbicara atas nama orang-orang bebas yang menyaksikan kehinaan kalian, serta melihat betapa lemahnya kalian,” ujarnya.

Aksi tersebut menambah tekanan terhadap pemerintah Mesir, yang sejak penutupan Rafah pada awal tahun 2024, terus menuai kritik karena dinilai menghalangi masuknya bantuan ke Gaza di tengah krisis kemanusiaan yang akut.

 

Pizaro Idrus
Pizaro Idrus
Kandidat PhD bidang Hubungan Internasional Universitas Sains Malaysia. Peneliti Asia Middle East Center for Research and Dialogue
ARTIKEL TERKAIT
- Advertisment -spot_img

Most Popular