Belanda akan menghormati keputusan Mahkamah Pidana Internasional (ICC) yang mengeluarkan surat perintah penangkapan untuk Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu.
Jika Netanyahu menginjakkan kaki di Belanda, ia akan ditangkap, kata Menteri Luar Negeri Belanda, Caspar Veldkamp, dalam rapat dengan parlemen, Kamis (21/11).
Belanda juga tidak akan melakukan kontak tidak penting dengan Netanyahu, mantan Menteri Pertahanan Israel Yoav Gallant, dan pemimpin Hamas, Mohammed Deif, ujar Veldkamp.
ICC sebelumnya pada Kamis mengeluarkan surat perintah penangkapan untuk ketiga tokoh tersebut.
“Belanda mendukung sepenuhnya Statuta Roma,” kata Veldkamp dalam debat mengenai anggaran kementeriannya untuk tahun 2025.
Statuta Roma adalah dasar hukum bagi pembentukan ICC yang mengatur empat kejahatan internasional utama: genosida, kejahatan terhadap kemanusiaan, kejahatan perang, dan kejahatan agresi.
Meskipun Netanyahu tidak berencana mengunjungi Belanda, Veldkamp akan segera melakukan kunjungan ke Timur Tengah.
Di sisi lain, pemimpin Partai PVV sayap kanan, Geert Wilders, juga berencana mengunjungi Israel, termasuk untuk melakukan perjalanan ke pemukiman ilegal Israel di Wilayah Pendudukan.
Terkait dengan surat perintah penangkapan, implikasi kunjungan Veldkamp masih akan dibahas lebih lanjut.
Partai oposisi, misalnya, menyarankan agar Veldkamp atau menteri lainnya tidak berjabat tangan dengan Netanyahu.
Belanda sebelumnya terlibat dalam beberapa kontak dengan Israel terkait dengan kekerasan yang terjadi dalam pertandingan sepak bola di Amsterdam awal bulan ini.
Selain itu, Belanda juga membantah klaim Israel yang menyebutkan bahwa pihak Belanda telah memberikan peringatan mengenai risiko yang terkait dengan pertandingan Ajax melawan Maccabi Tel Aviv.