Saturday, April 19, 2025
HomeBeritaBen Gvir masuk Massjid Ibrahimi di Hebron, akses bagi Muslim ditutup

Ben Gvir masuk Massjid Ibrahimi di Hebron, akses bagi Muslim ditutup

Menteri Keamanan Nasional Israel, Itamar Ben Gvir, memicu kontroversi baru setelah melakukan kunjungan ke Masjid Ibrahimi (Haram Ibrahimi) di kota Hebron, Tepi Barat, Selasa (15/4), di bawah pengamanan ketat militer Israel.

Sementara itu, otoritas pendudukan menutup akses masjid sepenuhnya bagi umat Muslim.

Dalam kunjungan tersebut, Ben Gvir memberikan pidato di hadapan para pemukim Israel yang turut serta dalam aksi penyerbuan ke kompleks suci itu.

Ia juga terlihat melakukan tarian ritual Talmudik di halaman masjid yang bersejarah tersebut.

“Israel sedang melalui masa-masa sulit,” ujar Ben Gvir dalam pidatonya.

Ia juga menuduh badan intelijen internal Israel, Shin Bet, berusaha menghabisi dirinya secara politik untuk menggulingkan pemerintahan terpilih saat ini.

Penutupan selama perayaan paskah Yahudi

Aksi Ben Gvir ini bertepatan dengan keputusan otoritas Israel menutup Masjid Ibrahimi bagi umat Muslim selama dua hari, Selasa dan Rabu, sebagai bagian dari perayaan Paskah Yahudi. Sementara itu, akses penuh ke masjid diberikan kepada pemukim Yahudi.

Kepala Departemen Masjid di Direktorat Wakaf Hebron, Akram Tamimi, mengatakan bahwa penutupan ini bukan hanya terhadap ruang ibadah, tetapi juga mencakup seluruh area di sekitar masjid.

Warga Palestina dilarang melintasi pos-pos pemeriksaan yang dijaga ketat oleh tentara Israel.

Masjid Ibrahimi terletak di kawasan kota tua Hebron yang berada di bawah kendali penuh Israel.

Di wilayah ini, sekitar 400 pemukim Yahudi tinggal dengan penjagaan lebih dari 1.500 tentara Israel.

Pembagian waktu dan wilayah

Sejak tahun 1994, setelah terjadinya pembantaian terhadap 29 jamaah Muslim oleh seorang pemukim Yahudi saat salat Subuh.

Israel menerapkan sistem pembagian wilayah dan waktu penggunaan Masjid Ibrahimi antara Muslim dan Yahudi.

Sebanyak 63 persen dari luas masjid — termasuk ruang muazin — dialokasikan untuk Yahudi, dan sisanya 37 persen untuk Muslim.

Menurut kesepakatan yang dibuat pasca tragedi tersebut, umat Muslim hanya diperbolehkan menggunakan seluruh area masjid selama 10 hari dalam setahun.

Yakni hari-hari besar keagamaan seperti Jumat di bulan Ramadan, malam Lailatul Qadar, Idul Fitri, Idul Adha, Isra Mi’raj, Maulid Nabi, dan Tahun Baru Hijriah.

Sebaliknya, masjid dibuka penuh bagi umat Yahudi selama 10 hari pada perayaan-perayaan mereka.

Aksi terbaru Ben Gvir dinilai sebagai bagian dari upaya terus-menerus untuk memperkuat kontrol Israel atas situs-situs suci di wilayah pendudukan.

Ia juga mempertegas kebijakan diskriminatif terhadap warga Palestina di Tepi Barat.

ARTIKEL TERKAIT
- Advertisment -spot_img

Most Popular